• Info MPR

Ibas Sebut Museum sebagai Jembatan Peradaban dan Masa Depan Bangsa

Agus Mughni Muttaqin | Senin, 19/05/2025 15:40 WIB
Ibas Sebut Museum sebagai Jembatan Peradaban dan Masa Depan Bangsa Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yuhoyono (Ibas) dalam acara Audiensi dengan topik Meniti Warisan, Merajut Masa Depan: Meseum Sebagai Penjaga Peradaban, di Museum Rudana, Ubud, Bali (Foto: Humas MPR)

BALI - Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yuhoyono (Ibas), menegaskan pentingnya melestarikan seni, budaya dan museum sebagai jembatan peradaban sekaligus perekat bangsa dalam keberagaman. Ibas pun menyerukan kolaborasi lintas generasi untuk terus menjaga warisan budaya dan memajukan pariwisata berbasis nilai-nilai luhur bangsa.

Hal tersebut disampaikan Ibas yang juga selaku Ketua FPD DPR RI dalam acara Audiensi dengan topik “Meniti Warisan, Merajut Masa Depan : Meseum Sebagai Penjaga Peradaban” di Museum Rudana, Ubud, Bali, pada Sabtu (17/5/2025) bersama para pemerhati sejarah dan museum yang ada di Bali. Acara ini digelar dalam rangka memperingati Hari Museum Internasional, 18 Mei 2025.

Dalam pidatonya yang penuh semangat kebangsaan, Ibas yang juga merupakan lulusan S3 IPB University ini menekankan bahwa museum dan galeri seni bukan sekadar tempat menyimpan artefak masa lalu, tetapi menjadi ruang edukasi sekaligus merupakan jembatan untuk peradaban dan untuk kehidupan yang lebih baik.

“Saya bisa mengatakan bahwa museum seni dan galeri adalah jembatan. Jembatan untuk peradaban juga jembatan untuk kehidupan kita yang lebih baik dan lebih benar,” kata Ibas.

“Untuk itu saya hanya ingin menekankan bahwa, mari-lah kita terus mendorong, menjalankan, mengangkat dan mencintai seni, museum dan galeri termasuk kebudayaan kita agar lebih berkembang, lebih lestari, dan lebih mendunia. Tapi tidak lupa dengan pilar-pilar kebangsaan kita sesuai dengan Pancasila, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945,” katanya menambahkan.

Di tengah dinamika global yang penuh gejolak baik dari sisi geopolitik maupun ekonomi, Dr. Edhie Baskoro Yudhoyono Wakil Rakyat dari Partai Demokrat ini  menyerukan pentingnya menjaga stabilitas dalam negeri, termasuk menolak praktik premanisme yang mengancam harmoni masyarakat.

Ibas menyoroti kearifan lokal Bali seperti keberadaan pecalang sebagai contoh bagaimana budaya mampu menjadi benteng pertahanan sosial.

“Kita di Indonesia harus memastikan betul, keamanan, kenyamanan, keramahan, dan kenangan itu dapat kita cipta,” katanya. “Saya juga mendorong di hadapan saudara-saudara kita di Tanah Air agar stabilitas keamanan tetap terjaga dan mari sama-sama kita tolak terjadinya premanisme di mana-mana,” lanjutnya.

Dalam pidatonya, Ibas yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Penasihat Kadin menyoroti kondisi ekonomi global yang tengah tidak stabil akibat perang dagang antara negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.

Ia menyebut ketegangan ini menimbulkan ketidakpastian yang berdampak langsung pada arus perdagangan dan pengembangan ekonomi di kawasan, termasuk Indonesia. Menurutnya, sektor seni, budaya, museum, dan pariwisata sangat bergantung pada masuknya ekonomi global, sehingga dibutuhkan investasi, kerja sama, dan kolaborasi untuk mendorong kemajuan ekonomi nasional.

“Karena berbicara seni budaya museum dan pariwisata, kita butuh ekonomi dunia masuk ke dalam negeri. Kita tidak cukup mengandalkan ekonomi bangsa saja, tapi kita perlu investasi, kita perlu kerjasama, kita perlu kolaborasi untuk memutarkan perekonomian kita menjadi lebih maju dan lebih berkembang,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Wakil Rakyat Partai Demokrat Dapil Jatim VII ini menekankan pentingnya menjaga lingkungan dan memajukan pariwisata Bali di tengah perkembangan teknologi dan digitalisasi global.

Ibas mengajak semua pihak untuk tidak melupakan kekayaan alam dan budaya Bali. Ia juga menyoroti tren wisata berbasis teknologi seperti wisata angkasa dan virtual reality, “Kita tidak ingin Indonesia, Bali yang terkenal dengan persona alamnya, kecantikan alamnya dan peninggalan sejarahnya kemudian dilupakan,” ujar Ibas.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ini juga mendorong rebranding destinasi wisata agar semakin menarik minat wisatawan dunia, serta menyerukan pentingnya regulasi yang mendukung pelestarian budaya.

“Tolong Bali sama-sama kita berjuang undang-undang kebudayaan benar-benar bisa memberikan pemanfaatan dan keuntungan kepada semua stakeholder yang ada di Indonesia,” katanya, sembari mengajak seluruh pihak untuk berkomitmen bersama dalam pembentukan regulasi tersebut.

Mengakhiri pidatonya, Ibas kembali menyerukan pentingnya kolaborasi lintas elemen masyarakat untuk memuliakan kebudayaan bangsa. Ia mengajak agar potensi budaya, seni, dan situs bersejarah di seluruh Indonesia dapat dikembangkan, sebagaimana Bali yang telah menjadi panggung dunia.

“Saya berharap asosiasi museum Rudana seni galeri juga sama-sama, kita semangat, kita lebih bersolek, dan kita mempersiapkan masih banyak potensi di bangsa kita yang belum tergarap dengan baik,” pungkasnya.