• Bisnis

Pemerintah Pastikan Ketersediaan Pangan Cukup Hingga Akhir 2025

Eko Budhiarto | Sabtu, 17/05/2025 11:20 WIB
Pemerintah Pastikan Ketersediaan Pangan Cukup Hingga Akhir 2025 Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Neraca Komoditas di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Jumat (16/5/2025).(foto:NFA)

JAKARTA - Pemerintah menegaskan bahwa ketersediaan tiga Komoditas pangan utama yaitu beras, jagung, dan daging lembu pada tahun 2025 dalam kondisi aman dan cukup. Hal ini dikatakan Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi usai menghadiri Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Neraca Komoditas di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Jumat (16/5/2025).

"Ketersediaan pangan nasional dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun 2025," ujarnya.

Lebih lanjut Arief menjelaskan bahwa evaluasi dilakukan secara rutin dan menyeluruh terhadap neraca ketersediaan dan kebutuhan masing-masing komoditas sebagai dasar penyesuaian kebijakan pangan nasional.

Untuk komoditas beras, stok akhir tahun 2025 diproyeksikan mencapai 10,23 juta ton. Produksi beras nasional Januari–Juni 2025 mengalami surplus 3,33 juta ton, meningkat 128% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sehingga dengan CBP sebesar 3 juta ton, bisa dipastikan situasi perberasan nasional dalam kondisi baik.

“Namun, tantangan seperti rendemen gabah rendah (50,45%) dan kadar air tinggi (29,40%) masih perlu diatasi dengan edukasi panen baik dan penambahan fasilitas pascapanen,” tambah Arief.

Ketersediaan daging lembu, baik sapi maupun kerbau, diproyeksikan sebesar 1,11 juta ton, dengan kebutuhan nasional 766,9 ribu ton. Stok akhir tahun mencapai 345 ribu ton. Pemerintah juga telah menugaskan pengurangan impor 100 ribu ton daging beku, digantikan dengan pengadaan 184 ribu sapi bakalan hidup untuk mendukung stabilitas pasokan dan harga pangan.

“Yang sapi bakalan itu belinya masih kecil, diimpor, digemukkan di sini, melibatkan ratusan ribu petani. Dikasih makan, ada jagungnya, ada rumputnya, punya nilai tambah,” ungkap Menko Pangan Zulkifli Hasan.

Sementara jagung, proyeksi ketersediaan hingga akhir tahun mencapai 20,48 juta ton, dengan perkiraan kebutuhan 14,85 juta ton. Stok akhir 2025 diperkirakan sebesar 5,63 juta ton. Meski demikian, pemerintah terus menyerap dan berusaha untuk menjaga harga jagung sesuai harga acuan Rp5.500/kg.

Adapun realisasi impor jagung industri untuk bahan baku makanan, minuman, dan pembuatan gluten serta sweetner baru mencapai 350 ribu ton (385) dari total PI 900 ribu ton.

"Untuk kebutuhan industri sudah disepakati dalam rapat, importasi hanya bisa dilakukan di luar masa panen raya," pungkas Arief.