Jakarta, Katakini.com - Amarah merupakan hal yang sangat manusiawi. Dalam kehidupan sehari-hari, kita semua pasti pernah merasa marah, entah karena tersinggung, disakiti, atau menghadapi situasi yang di luar kendali.
Namun, jika amarah tidak diredam dengan baik, bisa berujung pada tindakan atau kata-kata yang disesali kemudian. Oleh karena itu, Islam mengajarkan pentingnya mengontrol amarah sebagai bagian dari akhlak mulia.
Rasulullah SAW sendiri pernah berpesan dalam sebuah hadis yang sangat populer, "Laa taghdhob" yang artinya "Jangan marah." Pesan singkat ini bukan sekadar larangan, melainkan peringatan akan bahaya dari emosi yang meledak-ledak.
Dalam berbagai riwayat, Nabi juga memberikan contoh cara meredakan amarah, mulai dari mengubah posisi tubuh, berwudhu, hingga membaca doa tertentu agar hati menjadi tenang.
Doa menjadi salah satu cara paling sederhana dan efektif untuk menenangkan diri saat amarah mulai muncul. Melalui doa, seorang Muslim diingatkan bahwa hanya Allah-lah yang mampu mengendalikan hati dan menurunkan ketenangan.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي، وَأَذْهِبْ غَيْظَ قَلْبِي، وَأَجِرْنِي مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Allahummaghfir lī dzanbī, wa adzhhib ghaizha qalbī, wa ajirnī minasy-syaithānir-rajīm.
Artinya: "Ya Allah, ampunilah dosaku, hilangkanlah kemarahan dari hatiku, dan lindungilah aku dari godaan setan yang terkutuk."
Mengingat bahwa amarah bisa menjadi jalan masuk setan, maka sangat penting bagi setiap Muslim untuk menjadikannya sebagai momen muhasabah diri. Bukan hanya agar terhindar dari dosa, tetapi juga untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain.