• News

Apa Makna Asap Hitam di Atas Langit Vatikan saat Konklaf Berlangsung?

Tri Umardini | Kamis, 08/05/2025 11:30 WIB
Apa Makna Asap Hitam di Atas Langit Vatikan saat Konklaf Berlangsung? Asap hitam mengepul dari Kapel Sistina pada 13 Maret 2013 -- sebelum Paus Fransiskus dipilih. (FOTO: AFP)

JAKARTA - Setelah setiap pemungutan suara selama konklaf untuk memilih pengganti Paus Fransiskus, asap hitam atau putih akan memenuhi langit di atas Vatikan.

Meskipun pemungutan suara dilakukan secara tertutup dan sangat rahasia, tradisi yang sudah berlangsung lama ini merupakan cara untuk memberi tahu publik tentang hasil pemungutan suara.

Asap hitam (fumata nera) berarti para kardinal yang memberikan suara tidak mencapai konsensus dua pertiga. Sebaliknya, asap putih (fumata bianca) berarti paus baru telah terpilih.

Tradisi asap tidak setua kepausan itu sendiri atau bahkan Kapel Sistina, tempat pemungutan suara berlangsung.

Cerobong asap khusus yang dipasang sementara setiap konklaf sudah ada sejak tahun 1700-an, menurut History.com — dan seperti yang ditunjukkan BBC, karena Kapel Sistina itu sendiri merupakan sebuah karya seni, pemasangannya bisa menjadi proses yang rumit.

"Ini adalah proses yang sangat cermat karena jika terjadi sesuatu yang salah, itu bukan sekadar kegagalan teknis - tetapi menjadi insiden internasional," kata insinyur struktur Kevin Farlam kepada media tersebut.

Membakar surat suara setelah dihitung, yang benar-benar menjamin kerahasiaannya, sudah ada sejak tahun 1400-an, menurut History.com, meskipun sejarawan Frederic J. Baumgartner mengatakan kepada outlet tersebut bahwa tradisi itu kemungkinan dimulai jauh lebih awal.

Irish News melaporkan bahwa penggunaan asap putih baru muncul pada konklaf tahun 1914, yang akhirnya memilih Paus Benediktus XV. Namun, penggunaan asap hitam sudah ada sejak tahun 1800-an.

Akan tetapi, seiring dengan datang dan perginya sidang, menjadi sulit untuk mengendalikan warna asap.

Pada tahun 2005, setelah konklaf sebelumnya berakhir dengan keluarnya asap berwarna abu-abu dan membingungkan para penonton, Vatikan mengadopsi strategi baru. Asap masih berasal dari pembakaran surat suara, tetapi sekarang juga dicampur dengan bahan kimia tambahan dari tungku lain.

Pada tahun yang sama, yang menghasilkan terpilihnya Paus Benediktus XVI, Vatikan juga mulai membunyikan lonceng sebagai konfirmasi bahwa seorang paus baru telah dipilih.

BBC melaporkan bahwa asap hitam dihasilkan dari campuran kalium perklorat, antrasena, dan belerang, sedangkan asap putih dihasilkan dari kalium klorat, laktosa, dan damar. (*)