India Balas Tutup Wilayah Udaranya untuk Maskapai Pakistan

Yati Maulana | Jum'at, 02/05/2025 16:05 WIB
India Balas Tutup Wilayah Udaranya untuk Maskapai Pakistan Sebuah pesawat terbang melewati sebuah monumen dengan awan hujan di latar belakang, selama musim hujan di Karachi, Pakistan 17 Juli 2022. REUTERS

NEW DELHI - India menutup wilayah udaranya untuk maskapai Pakistan pada hari Rabu, kata pemerintah. Hal itu dilakukan beberapa hari setelah tetangganya yang bersenjata nuklir melarang maskapai India terbang di atas wilayahnya setelah tewasnya 26 orang dalam serangan terhadap wisatawan di Kashmir.

Larangan tersebut akan berlangsung dari 30 April hingga 23 Mei, kata pemerintah India dalam sebuah pemberitahuan.

Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio melalui panggilan telepon pada Rabu malam bahwa ia "dengan tegas menolak upaya India untuk menghubungkan Pakistan dengan insiden tersebut," kata kantor Sharif dalam sebuah pernyataan.

Ia menyerukan penyelidikan yang transparan, kredibel, dan netral serta mendesak AS untuk memberi kesan kepada India agar "mengurangi retorika dan bertindak secara bertanggung jawab," tambahnya.

Kementerian luar negeri India tidak segera menanggapi permintaan komentar. Dampak larangan tersebut terhadap industri penerbangan Pakistan kemungkinan lebih kecil daripada terhadap India karena hanya Pakistan International Airlines yang mengoperasikan rute ke Kuala Lumpur menggunakan wilayah udara India.

Minggu lalu, Pakistan menutup wilayah udaranya untuk maskapai penerbangan milik atau yang dioperasikan India, menangguhkan semua perdagangan termasuk melalui negara ketiga dan menghentikan visa khusus Asia Selatan yang dikeluarkan untuk warga negara India.

PIA, maskapai nasional, mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka telah memutuskan untuk menghindari wilayah udara India setelah meningkatnya ketegangan bilateral.

Pakistan mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka memiliki "informasi intelijen yang kredibel" bahwa India bermaksud untuk segera melancarkan aksi militer, karena ketegangan antara kedua negara tetangga yang bersenjata nuklir itu meningkat setelah serangan mematikan terhadap wisatawan.

India telah mengidentifikasi tiga penyerang, termasuk dua warga negara Pakistan, sebagai "teroris" yang melancarkan pemberontakan berdarah di Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim. Islamabad telah membantah peran apa pun dan menyerukan penyelidikan yang netral.

Sejak serangan itu, kedua negara telah melancarkan serangkaian tindakan terhadap satu sama lain, termasuk menangguhkan Perjanjian Air Indus.