• Bisnis

Laba Astra Internasional Turun jadi Rp6,93 Triliun di Kuartal I 2025

Budi Wiryawan | Jum'at, 02/05/2025 04:05 WIB
Laba Astra Internasional Turun jadi Rp6,93 Triliun di Kuartal I 2025 Mata uang rupiah dan dolar Amerika. (Foto: Beritasatu)

JAKARTA - Sepanjang Kuartal I tahun 2025, PT Astra International Tbk (ASII) sukses raih laba bersih sebesar Rp6,93 triliun. Angka ini turun 7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp7,46 triliun.

Jika tidak memperhitungkan penyesuaian nilai wajar atas investasi di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Medikaloka Hermina Tbk (Hermina), laba bersih grup tercatat sebesar Rp7,38 triliun, atau turun 9% dari sebelumnya Rp8,12 triliun pada kuartal I-2024.

“Penurunan kinerja ini terutama merefleksikan kinerja yang melemah dari lini bisnis batu bara,” ujar Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro, Kamis (1/5/2025).

Penurunan laba bersih grup mencerminkan kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih serta harga batu bara yang mengalami penurunan signifikan dari level tertingginya.

“Meskipun terjadi penurunan pada bisnis otomotif dan batu bara, kinerja tersebut sebagian diimbangi oleh pertumbuhan di lini bisnis lainnya,” jelasnya.

Berikut rincian kinerja dari masing-masing lini usaha Astra:

Otomotif dan Mobilitas:
Laba bersih turun 4% menjadi Rp2,7 triliun, terutama disebabkan oleh penurunan volume penjualan akibat pelemahan pasar otomotif nasional.

Jasa Keuangan:
Laba naik 3% menjadi Rp2,1 triliun, didorong oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen seiring dengan naiknya portofolio pembiayaan.

Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi & Energi (melalui PT United Tractors Tbk/UNTR, 59,5% saham dimiliki Astra):
Laba turun 30% menjadi Rp2 triliun, akibat melemahnya bisnis batu bara dan jasa penambangan, meskipun ada kontribusi positif dari bisnis pertambangan emas dan penjualan alat berat.

Agribisnis (melalui PT Astra Agro Lestari Tbk/AALI, 79,7% saham dimiliki Astra):
Laba naik 20% menjadi Rp221 miliar, berkat kenaikan harga jual dan efisiensi operasional.

Infrastruktur:
Laba meningkat 54% menjadi Rp260 miliar, didorong oleh peningkatan volume lalu lintas dan tarif jalan tol yang lebih tinggi.

“Grup mencatat peningkatan pendapatan harian sebesar 12% dari 396 km jalan tol yang telah beroperasi, termasuk ruas Trans-Jawa dan lingkar luar Jakarta,” ungkap Djony.

Teknologi Informasi (melalui PT Astra Graphia Tbk/ASGR, 76,9% saham dimiliki Astra):

Laba naik 64% menjadi Rp36 miliar, ditopang oleh pendapatan dari solusi TI dan peningkatan margin usaha.

Properti:
Laba meningkat 4% menjadi Rp47 miliar, terutama karena naiknya tingkat hunian di Menara Astra.(Okz)