• News

Putin Terbuka untuk Perdamaian Ukraina tetapi Tidak Secepat Keinginan AS

Yati Maulana | Kamis, 01/05/2025 21:05 WIB
Putin Terbuka untuk Perdamaian Ukraina tetapi Tidak Secepat Keinginan AS Seorang penyelamat bekerja di lokasi serangan pesawat nirawak Rusia, di Dnipro, Ukraina dalam gambar yang dirilis pada 30 April 2025. Foto via REUTERS

MOSKOW - Presiden Vladimir Putin terbuka terhadap perdamaian di Ukraina dan Pekerjaan intensif tengah berlangsung dengan Amerika Serikat. Tetapi konflik tersebut sangat rumit sehingga kemajuan pesat yang diinginkan Washington sulit dicapai, kata Kremlin.

"Presiden tetap terbuka terhadap metode politik dan diplomatik untuk menyelesaikan konflik ini," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.

Peskov mengatakan bahwa tujuan Rusia harus dicapai dan bahwa preferensi Moskow adalah untuk mencapai tujuan tersebut secara damai.

Ia mencatat bahwa Putin telah menyatakan kesediaannya untuk melakukan pembicaraan langsung dengan Ukraina, tetapi belum ada jawaban dari Kyiv.

"Sayangnya, kami belum mendengar pernyataan apa pun dalam konteks ini dari Kyiv. Jadi kami tidak tahu apakah Kyiv siap atau tidak," kata Peskov kepada wartawan dalam bahasa Inggris.

Presiden AS Donald Trump, yang mengatakan bahwa ia ingin dikenang sebagai pembawa damai, telah berulang kali mengatakan bahwa ia ingin mengakhiri "pertumpahan darah" perang selama lebih dari tiga tahun di Ukraina - yang kini dianggap oleh pemerintahannya sebagai konflik proksi antara Amerika Serikat dan Rusia.

"Kami memahami bahwa Washington ingin mencapai keberhasilan cepat dalam proses ini," kata Peskov dalam bahasa Inggris. Namun, TASS mengutip pernyataan Peskov bahwa akar penyebab Ukraina terlalu rumit untuk diselesaikan dalam satu hari.

Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa ia berpikir bahwa Putin ingin menghentikan perang di Ukraina, seraya menambahkan bahwa jika bukan karena Trump, maka Rusia akan mencoba mengambil alih seluruh Ukraina.

"Jika bukan karena saya, saya pikir ia ingin mengambil alih seluruh negara," kata Trump. Trump menolak menjawab pertanyaan tentang apakah Amerika Serikat akan menghentikan bantuan militer ke Ukraina jika Washington meninggalkan perundingan.

Keputusan Putin untuk mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada tahun 2022 memicu konfrontasi terburuk antara Moskow dan Barat sejak Krisis Rudal Kuba tahun 1962 - yang dianggap sebagai masa ketika kedua negara adidaya Perang Dingin itu hampir saja terlibat dalam perang nuklir yang disengaja.