• Gaya Hidup

Mengenal Istilah Flexing dan Beragam Contohnya

M. Habib Saifullah | Selasa, 29/04/2025 02:05 WIB
Mengenal Istilah Flexing dan Beragam Contohnya Ilustrasi flexing (Foto: Unsplash/Rock Staar)

JAKARTA - Dalam beberapa tahun terakhir, istilah flexing semakin sering muncul di berbagai platform media sosial. Fenomena ini biasanya dikaitkan dengan perilaku pamer kekayaan, pencapaian, atau gaya hidup mewah kepada publik.

Meski awalnya muncul sebagai bagian dari budaya populer, flexing kini menjadi istilah yang lebih luas, bahkan kadang dipandang sebagai simbol gaya hidup materialistik yang berlebihan.

Dari sisi bahasa, istilah flexing berasal dari kata dasar bahasa Inggris "flex," yang secara harfiah berarti "melenturkan" atau "memperlihatkan kekuatan otot."

Dalam perkembangan slang modern, terutama di kalangan anak muda Amerika, "to flex" berarti memamerkan sesuatu yang dianggap membanggakan, baik berupa kekayaan, fisik, maupun prestasi.

Di dunia maya, flexing sering kali ditunjukkan melalui unggahan foto atau video yang memperlihatkan barang-barang mahal, perjalanan eksklusif, atau gaya hidup glamor.

Secara definisi, flexing merupakan tindakan memperlihatkan secara sengaja suatu kelebihan atau aset dengan tujuan menunjukkan status sosial yang lebih tinggi, baik secara halus maupun terang-terangan.

Di satu sisi, flexing bisa dimaknai sebagai bentuk ekspresi diri atau perayaan atas keberhasilan. Namun di sisi lain, flexing kerap dikritik karena dinilai mendorong budaya pamer dan menciptakan tekanan sosial, terutama dalam kehidupan digital yang sangat kompetitif.

Contoh nyata flexing bisa sangat beragam. Misalnya, seseorang memposting foto liburan mewah ke destinasi eksklusif lengkap dengan hotel bintang lima dan pakaian bermerek internasional.

Atau, memamerkan deretan koleksi tas mahal, jam tangan premium, hingga mobil sport di media sosial. Tak jarang pula, flexing muncul dalam bentuk video unboxing barang-barang mewah atau unggahan slip gaji dan bukti transaksi besar sebagai ajang pembuktian status finansial.

Dalam konteks budaya Indonesia, flexing mengalami penyesuaian makna. Fenomena ini sering dikaitkan dengan gaya hidup selebriti, influencer, atau bahkan masyarakat umum yang ingin menunjukkan pencapaian finansial mereka.

Istilah seperti "sultan flexing" atau "crazy rich" menjadi populer untuk menggambarkan individu yang sering mempertontonkan kemewahan di ruang publik, baik dengan tujuan positif maupun sekadar mencari validasi.

Keywords :


Flexing Media Sosial
.
Pamer