JAKARTA - Sosok Nabi Muhammad SAW tak hanya menjadi panutan dalam ibadah dan keimanan, tetapi juga dalam akhlak dan perilaku keseharian. Sebagai utusan Allah, beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
"Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam" (QS. Al-Anbiya: 107)
Sifat-sifatnya menjadi cermin ideal bagaimana seorang Muslim bersikap terhadap Tuhan, sesama manusia, dan makhluk di sekitarnya.
Rasulullah dikenal dengan kepribadian yang sempurna, lembut namun tegas, sabar dalam ujian, santun dalam pergaulan, dan jujur dalam setiap perkataan.
Beliau dicintai bukan hanya oleh para sahabatnya, tetapi juga oleh musuh-musuhnya yang tak mampu membantah keindahan akhlaknya. Bahkan, dalam Al-Qur’an, Allah SWT menegaskan bahwa Rasulullah memiliki akhlak yang agung:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
"Dan sesungguhnya engkau benar-benar berada di atas budi pekerti yang agung." (QS. Al-Qalam: 4)
Berikut ini lima sifat utama Nabi Muhammad SAW yang patut diteladani dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Shidiq (Jujur)
Kejujuran merupakan sifat yang melekat kuat dalam diri Nabi Muhammad sejak muda, hingga beliau dijuluki Al-Amin (yang terpercaya) oleh penduduk Makkah. Dalam berdagang, bermuamalah beliau selalu berkata benar.
2. Amanah (Dapat Dipercaya)
Rasulullah selalu menepati janji dan menjaga amanah, baik dalam perkara kecil maupun besar. Sebelum diangkat menjadi nabi, beliau kerap dipercaya oleh orang-orang Quraisy untuk menyimpan barang berharga.
3. Tabligh (Menyampaikan dengan Baik dan Benar)
Sifat tabligh tidak hanya berarti menyampaikan ajaran agama, tetapi juga menyampaikan informasi dengan tepat, tidak menutup-nutupi, dan tidak memutarbalikkan fakta.
Rasulullah menyampaikan risalah Islam dengan sabar dan bijaksana, serta menyesuaikan bahasa dengan lawan bicara.
4. Fathanah (Cerdas dan Bijaksana)
Nabi Muhammad adalah sosok yang cerdas secara intelektual dan emosional. Ia mampu mengambil keputusan penting dalam situasi sulit, memediasi konflik, dan merancang strategi dakwah yang efektif.
Kecerdasan Rasulullah juga tampak dalam kemampuannya membaca situasi dan bersikap proporsional.
5. Tawadhu’ (Rendah Hati)
Meski menjadi pemimpin tertinggi umat Islam, Rasulullah tetap hidup sederhana, tidak memandang rendah orang miskin, dan selalu mendahulukan orang lain.
Tawadhu’ Nabi terlihat ketika ia duduk bersama orang biasa, tidak membedakan status sosial, dan tidak pernah sombong dalam keberhasilan. Kerendahan hati ini membuat beliau dicintai oleh kawan maupun lawan.