• News

10 Pahlawan Wanita Indonesia, dari Barat hingga Timur Nusantara

M. Habib Saifullah | Senin, 21/04/2025 16:15 WIB
10 Pahlawan Wanita Indonesia, dari Barat hingga Timur Nusantara Fatmawati sang penjahit bendera merah putih (Foto: Instagram/@Puti_Soekarno)

JAKARTA - Perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan bukan hanya ditorehkan oleh para tokoh laki-laki di medan tempur dan diplomasi, tetapi juga oleh para perempuan yang rela mengorbankan jiwa dan raga demi tanah air.

Sejarah mencatat banyak perempuan tangguh yang tak hanya berada di balik layar, tetapi turut tampil di garis depan, mengangkat senjata, memimpin organisasi, hingga menyuarakan hak-hak rakyat dalam masa penjajahan.

Keberadaan mereka tidak dapat dilepaskan dari perjuangan nasional, baik di bidang pendidikan, pergerakan politik, kesehatan, maupun sosial kemasyarakatan. Pemerintah Indonesia pun secara resmi mengakui kontribusi para tokoh perempuan ini dengan menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional.

Berikut ini 12 pahlawan perempuan Indonesia yang berasal dari ujung barat hingga timur Tanah Air:

1. Raden Ajeng Kartini (Jepara, Jawa Tengah)

Pelopor emansipasi perempuan yang dikenal lewat karya-karyanya dalam Habis Gelap Terbitlah Terang. Kartini memperjuangkan hak perempuan untuk mengenyam pendidikan dan membebaskan mereka dari kungkungan adat.

2. Cut Nyak Dhien (Aceh)

Pejuang wanita asal Aceh yang memimpin perlawanan terhadap Belanda setelah suaminya gugur. Keberanian dan kegigihannya membuat Belanda kesulitan menaklukkan Aceh selama bertahun-tahun.

3. Cut Nyak Meutia (Aceh)

Selain Cut Nyak Dhien, Aceh juga memiliki Cut Nyak Meutia, pejuang perempuan yang terlibat langsung dalam perang gerilya melawan penjajah. Ia dikenal sebagai simbol keberanian dan pantang menyerah.

4. Martha Christina Tiahahu (Maluku)

Pahlawan remaja dari Maluku yang ikut berjuang bersama ayahnya dalam perlawanan terhadap Belanda. Ia gugur pada usia muda dan dikenang sebagai simbol semangat juang generasi muda.

5. Dewi Sartika (Bandung, Jawa Barat)

Pionir pendidikan perempuan di tanah Sunda. Ia mendirikan sekolah bagi perempuan, Sekolah Istri, yang kemudian berkembang menjadi Sekolah Raden Dewi.

6. Maria Walanda Maramis (Sulawesi Utara)

Tokoh perempuan dari Minahasa yang memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama dalam pendidikan dan peran di ruang publik. Ia mendirikan organisasi perempuan “Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya”.

7. Nyai Ahmad Dahlan (Yogyakarta)

Istri pendiri Muhammadiyah atau yang bernama Siti Walidah aktif dalam pemberdayaan perempuan dan pendidikan Islam. Ia mendirikan organisasi Aisyiyah sebagai gerakan perempuan dalam dakwah dan sosial.

8. Hj. Fatmawati Soekarno (Bengkulu)

Penjahit bendera Merah Putih pertama yang dikibarkan pada 17 Agustus 1945. Sebagai Ibu Negara pertama, Fatmawati juga aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan.

9. Rasuna Said (Sumatera Barat)

Tokoh pergerakan perempuan dan jurnalis yang vokal menentang penjajahan. Ia dikenal dengan pidato-pidatonya yang tajam dan semangat nasionalismenya yang tinggi.

10. Nani Wartabone (Gorontalo)

Meski lebih dikenal sebagai tokoh kemerdekaan dari Gorontalo, Nani Wartabone juga memperjuangkan peran perempuan dalam masyarakat. Ia turut menggerakkan rakyat melawan kolonialisme.