JAKARTA - Dalam dunia perkopian, ada dua jenis kopi paling terkenal dan mendominasi pasar global mereka adalah kopi Arabika (Coffea arabica) dan Robusta (Coffea canephora), yang mana keduanya memiliki berbagai karakteristik yang unik dan cita rasa yang berbeda.
Secara botani, Arabika dan Robusta berasal dari spesies tanaman kopi yang berbeda. Arabika merupakan jenis yang lebih tua dan pertama kali dibudidayakan di Etiopia, kemudian menyebar ke Yaman dan wilayah Arab, sebelum akhirnya mendunia.
Robusta ditemukan lebih belakangan, terutama di wilayah Afrika Tengah dan Barat. Tanaman Robusta memiliki daya tahan lebih tinggi terhadap hama dan penyakit serta mampu tumbuh pada ketinggian yang lebih rendah dibanding Arabika.
Perbedaan mencolok dari keduanya terletak pada rasa. Kopi Arabika dikenal memiliki cita rasa yang lebih kompleks dan halus, dengan tingkat keasaman yang tinggi, serta nuansa buah-buahan, bunga, dan kadang-kadang rasa manis alami.
Sebaliknya, Robusta cenderung memiliki rasa yang lebih kuat, pahit, serta aroma tanah atau kayu, dengan kandungan kafein yang lebih tinggi daripada Arabika.
Selain dari segi rasa, kandungan kimia dalam kedua jenis kopi ini juga berbeda. Robusta memiliki kandungan kafein sekitar 2,2–2,7%, sementara Arabika berkisar antara 1,2–1,5%.
Kafein berperan sebagai pertahanan alami tanaman dari serangan hama, sehingga tanaman Robusta lebih tahan terhadap penyakit. Kandungan gula alami dalam Arabika yang lebih tinggi juga menjadikan rasa kopinya lebih manis dan kompleks.
Perbedaan lainnya ialah, arabika tumbuh optimal di dataran tinggi, pada kisaran ketinggian 1000–2000 meter di atas permukaan laut, dan memerlukan iklim yang lebih sejuk dan lembab.
Robusta, di sisi lain, bisa tumbuh di dataran rendah, dengan suhu yang lebih panas dan kelembapan yang tinggi. Oleh sebab itu, Arabika umumnya memerlukan perawatan lebih intensif dan biaya produksi yang lebih tinggi.
Harga jual kopi Arabika pun cenderung lebih mahal dibanding Robusta. Hal ini disebabkan oleh permintaan pasar yang lebih tinggi terhadap rasa Arabika, serta proses budidaya yang lebih rumit.
Arabika juga sering dijadikan pilihan utama dalam kopi spesialti dan digunakan oleh kedai kopi premium, sedangkan Robusta lebih banyak digunakan dalam kopi instan dan espresso blend karena tubuh dan crema-nya yang kuat.
Indonesia sebagai salah satu produsen kopi terbesar di dunia menanam kedua jenis kopi ini. Daerah seperti Gayo, Toraja, dan Kintamani dikenal sebagai penghasil kopi Arabika unggulan, sementara Lampung, Bengkulu, dan sebagian daerah di Jawa menghasilkan Robusta berkualitas.