• News

Thailand Terima 260 Korban Perdagangan Manusia Warga Ethiopia dari Myanmar

Yati Maulana | Kamis, 13/02/2025 21:15 WIB
Thailand Terima 260 Korban Perdagangan Manusia Warga Ethiopia dari Myanmar Korban multinasional dari pusat penipuan, yang ditipu untuk bekerja di Myanmar, di Distrik Phop Phra, provinsi Tak, Thailand 12 Februari 2025. REUTERS

BANGKOK - Thailand telah menerima 260 korban perdagangan manusia, lebih dari setengahnya warga negara Ethiopia, dari Myanmar, kata tentaranya pada hari Kamis. Ini adalah pemulangan besar-besaran yang dilakukan di tengah meningkatnya tindakan keras terhadap pusat-pusat penipuan yang beroperasi di sepanjang perbatasan yang keropos.

Geng-geng kriminal telah memperdagangkan ratusan ribu orang dan memaksa mereka bekerja dalam operasi daring ilegal yang menghasilkan miliaran dolar setiap tahunnya di seluruh Asia Tenggara, terutama di sepanjang perbatasan Thailand-Myanmar, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Setelah menyaring kelompok tersebut dan memverifikasi kewarganegaraan mereka, ditemukan bahwa ada 20 kewarganegaraan," kata tentara Thailand dalam sebuah pernyataan, dengan 138 di antaranya warga negara Ethiopia.

Meskipun operasi ilegal ini telah berlangsung selama bertahun-tahun, otoritas Thailand memperbarui upaya bulan lalu setelah aktor Tiongkok Wang Xing diculik di Thailand, dengan iming-iming pekerjaan akting.

Dia kemudian dibebaskan oleh polisi Thailand yang menemukannya di Myanmar.

Pada hari Rabu, sekelompok besar korban perdagangan manusia yang dipulangkan dari daerah Myawaddy di Myanmar terlihat menyeberangi Sungai Moei ke Thailand, di mana mereka diarahkan ke kendaraan militer Thailand di tengah-tengah pemandangan para tentara.

Tentara Buddha Karen Demokratik, kelompok pemberontak Myanmar yang bermarkas di sepanjang perbatasan Thailand, mengatakan telah menemukan sekitar 260 orang dari "bisnis" yang tidak disebutkan namanya ketika personelnya mencari pekerja paksa di daerah-daerah yang berada di bawah kendalinya.

Dugaan ledakan gas menewaskan beberapa orang di sebuah department store di kota Taichung, Taiwan, pada hari Kamis.

"Kami tidak tahu bagaimana mereka bisa sampai di sini," kata kepala staf kelompok itu, Mayor Saw San Aung, kepada Reuters. "Kami terus mencari pekerja paksa, dan kami akan memulangkan mereka."

Awal bulan ini, Thailand memutus pasokan listrik, bahan bakar, dan internet ke beberapa bagian Myanmar tempat kompleks ilegal itu beroperasi, yang mencerminkan meningkatnya keresahan di Bangkok atas dampak pusat penipuan terhadap sektor pariwisata yang vital.