• News

Rusia Sebut Lima Orang Tewas dan 46 Terluka dalam Serangan Ukraina di Belgorod

Yati Maulana | Minggu, 01/09/2024 11:11 WIB
Rusia Sebut Lima Orang Tewas dan 46 Terluka dalam Serangan Ukraina di Belgorod Shebekino, Wilayah Belgorod, Rusia, 31 Agustus 2024. Handout via REUTERS

MOSKOW - Lima orang tewas dan 46 orang terluka dalam serangan Ukraina di kota Belgorod, Rusia barat daya, pada Jumat malam, kata gubernur setempat, yang merupakan serangan terbaru dari serangkaian serangan Ukraina di kota itu dalam beberapa bulan terakhir.

Vyacheslav Gladkov mengatakan 37 orang yang terluka, termasuk tujuh anak-anak, dibawa ke rumah sakit di kota itu, yang terletak 40 km (25 mil) di utara perbatasan dengan Ukraina. Video yang direkam dari dalam kendaraan, diunggah di media sosial dan dimaksudkan untuk menunjukkan serangan tersebut, memperlihatkan sebuah mobil yang diledakkan saat melaju di sepanjang jalan. Beberapa detik kemudian ledakan lain terlihat beberapa meter jauhnya. Reuters tidak dapat segera memverifikasi keaslian video tersebut.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengutuk serangan tersebut.
"Sekali lagi kami menyerukan kepada semua pemerintah yang bertanggung jawab dan struktur internasional yang relevan untuk mengutuk keras serangan teroris yang brutal ini dan secara terbuka menjauhkan diri dari rezim Kyiv dan kurator Baratnya yang melakukan kejahatan tersebut," katanya pada hari Sabtu.

Kementerian tersebut menambahkan bahwa "operasi militer khusus" Rusia akan terus berlanjut hingga mencapai semua tujuan termasuk "demiliterisasi dan de-nazifikasi" Ukraina.

Komite Investigasi Rusia mengatakan di saluran Telegramnya bahwa mereka telah memulai kasus pidana atas serangan tersebut.

Pihak berwenang juga melaporkan bahwa seorang wanita terluka pada hari Sabtu selama penembakan Ukraina di kota perbatasan Shebekino di wilayah Belgorod.
Ukraina telah melancarkan serangan rutin ke Belgorod dan wilayah perbatasan Rusia lainnya dalam beberapa bulan terakhir, dengan kota tersebut menjadi titik fokus serangan.

Ukraina dan Rusia mengatakan mereka tidak secara sengaja menargetkan warga sipil dalam perang yang dimulai ketika Rusia mengirim ribuan pasukan ke negara tetangganya yang lebih kecil pada Februari 2022.