BANTEN - Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggenjot lahirnya petani muda yang kompeten, profesional dan berdaya saing, melalui berbagai program dan terobosan. Di antaranya melalui pemagangan luar negeri seperti ke Taiwan.
Sejak tahun 2019, Kementan melalui Pusat Pelatihan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) telah mengirim 100 petani muda untuk mengikuti pelatihan dan magang ke Taiwan.
Tahun ini, melalui dukungan dari Program READSI, Kementan menyiapkan 50 peserta untuk dilatih sebelum berangkat magang ke Taiwan, guna meningkatkan kapasitas pemuda tani di sektor on farm mulai dari budidaya hingga pasca panen pada komoditas Hortikultura, Tanaman Pangan dan Peternakan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti, dalam berbagai kesempatan, mengatakan bahwa petani muda memiliki peran krusial dalam menjaga ketahanan pangan global, khususnya di tengah tantangan perubahan iklim dan penurunan produktivitas lahan pertanian.
"Peran petani muda ini sangat penting dan diharapkan akan menjadi contoh nyata bagi pemuda lainnya dalam hal kemandirian bertani atau berwirausaha di sektor pertanian, termasuk dalam menjaga ketahanan pangan," kata Santi.
Sementara itu, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP Kementan, Muhammad Amin, saat membuka Pelatihan Peserta Magang Taiwan Tahun 2024, yang digelar di P4S Karya Ikamaja di Lebak, Banten mengatakan, dunia saat ini berada pada titik kritis dalam menghadapi tantangan keberlanjutan di sektor pertanian dan ketahanan pangan.
"Perubahan iklim yang semakin ekstrem, konflik berkepanjangan, serta krisis yang terjadi di banyak negara penghasil pangan utama telah mengakibatkan gangguan serius pada rantai pasokan global," kata Amin dalam keterangan resmi, Selasa (27/8).
Untuk menjawab tantangan tersebut, kata Amin, kita tidak hanya membutuhkan petani yang terampil dalam budidaya, tetapi juga sistem pertanian yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
"Kita harus fokus pada inovasi, efisiensi, dan ketahanan untuk memastikan bahwa produksi pangan dapat memenuhi kebutuhan populasi yang terus bertambah, baik di tingkat nasional maupun global," kata Amin.
Lebih lanjut Amin mengatakan, pembelajaran langsung dari petani maju di Taiwan, misalnya, tidak hanya mentransfer pengetahuan dan teknologi, tetapi juga menanamkan etos kerja yang disiplin dan inovatif. Taiwan, dengan fokusnya pada kualitas dan efisiensi, menawarkan banyak pelajaran berharga yang bisa diterapkan di Indonesia.
"Program Magang Taiwan diharapkan akan memberikan kesempatan kepada peserta magang untuk mendapatkan keterampilan secara langsung serta menumbuhkan nuansa kerja yang kondusif guna mendorong terciptanya inovasi, agar sekembalinya dapat menjadi wirausahawan ataupun petani-petani muda yang handal sebagaimana yang telah dilakukan oleh senior adik-adik pada waktu mengikuti magang Taiwan," kata Amin.
Manajer READSI Andi Amal Hayat Makmur menambahkan, program pengiriman petani muda Indonesia untuk magang ke Taiwan merupakan kerjasama antara Kamar Dagang dan Industri Indonesia (IETO) dan Kamar Dagang dan Industri Taiwan (TETO) yang mendapatkan dukungan dari Kementan melalui BPPSDMP.
Berdasarkan kesepakatan dengan TETO setiap tahun kuota yang diberikan adalah 100 orang pemuda tani yang dibagi dalam 2 (dua) batch pemberangkatan, yaitu pada tahun 2019 dan tahun 2022.
"Untuk tahun 2024, melalui dukungan dari Program READSI kami menyiapkan peserta sebanyak 50 orang yang diusulkan dari 9 (sembilan) UPT Pelatihan dan (6 enam) Kabupaten Penerima Manfaat Program READSI," kata Andi Amal.
Disebutkan, peserta Pelatihan Petani Muda Magang Internasional akan diberangkatkan magang ke Taiwan pada tahun 2025 mendatang, dengan persyaratan selanjutnya mengikuti Medical Check-Up dan Pelatihan Pemantapan Pra Keberangkatan.
"Melalui Pelatihan ini diharapkan seluruh peserta bisa mendapatkan pemahaman, meningkatkan kemampuan dan rasa kekeluargaan serta persaudaraan antar peserta," kata Andi Amal.
Untuk itu, lanjut Andi Amal, seluruh peserta diwajibkan mengikuti secara penuh kegiatan pelatihan ini selama 21 hari secara offline sejak tanggal 25 Agustus s.d 14 September 2024 di P4S Karya IKAMAJA Lebak, Banten.