• News

Dicap Kanibal, Pemimpin Papua Nugini Sebut Pernyataan Biden Tidak Pantas

Yati Maulana | Senin, 22/04/2024 19:30 WIB
Dicap Kanibal, Pemimpin Papua Nugini Sebut Pernyataan Biden Tidak Pantas Perdana Menteri Papua Nugini James Marape berbicara pada konferensi Investasi Sumber Daya dan Energi di Sydney, Australia, 11 Desember 2023. REUTERS

SYDNEY - Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan negaranya tidak pantas dicap sebagai kanibal, dan mendesak AS untuk membersihkan sisa-sisa Perang Dunia Kedua yang berserakan di Pasifik, setelah komentar Presiden Joe Biden tentang paman prajuritnya yang hilang.

Biden "tampaknya menyiratkan bahwa pamannya dimakan oleh kanibal setelah pesawatnya ditembak jatuh di PNG selama Perang Dunia II", kata kantor Marape dalam sebuah pernyataan pada Minggu malam.

“Pernyataan Presiden Biden mungkin salah bicara; namun, negara saya tidak pantas diberi label seperti itu,” kata Marape dalam pernyataannya.
"Saya mendesak Presiden Biden agar Gedung Putih mempertimbangkan pembersihan sisa-sisa Perang Dunia II sehingga kebenaran tentang hilangnya prajurit seperti Ambrose Finnegan dapat dikesampingkan."

AS menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan dengan Papua Nugini tahun lalu, di tengah persaingan pengaruh di wilayah tersebut dengan Tiongkok, yang memiliki perjanjian keamanan dengan negara tetangganya, Kepulauan Solomon.

Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi bertemu dengan Marape di ibu kota Port Moresby pada hari Minggu untuk membangun hubungan ekonomi yang lebih erat, sementara Perdana Menteri Australia Anthony Albanese tiba minggu ini untuk memperingati sejarah Perang Dunia Kedua.

Biden sebelumnya mengutip hubungan pribadinya dengan sejarah masa perang Papua Nugini saat berkunjung ke Australia, menceritakan kisah pamannya yang meninggal dalam kecelakaan pesawat pada Mei 1944.

Biden pekan lalu mengemukakan kemungkinan pamannya menjadi korban kanibal, setelah mengunjungi tugu peringatan perang yang hilang di Pennsylvania.

Para sejarawan mengatakan Papua Nugini sangat penting bagi upaya Amerika Serikat melintasi Pasifik untuk membebaskan Filipina dalam Perang Dunia Kedua, sementara Australia mengatakan sejarah masa perang menunjukkan pentingnya strategis baru bagi negara tetangganya di utara.

Namun, dampak perang masih sensitif di kalangan penduduk Kepulauan Pasifik.

Marape mengatakan bangsanya "tidak perlu terseret ke dalam konflik yang bukan perbuatan mereka".

Papua Nugini dan Kepulauan Solomon masih dipenuhi sisa-sisa manusia masa perang, bangkai pesawat, bangkai kapal dan terowongan, serta sisa bom yang masih menewaskan banyak orang, katanya.

FOLLOW US