• News

Warga Diminta Hindari Konser dan Acara Massal, AS Ingatkan Kemungkinan Serangan di Moskow

Yati Maulana | Sabtu, 09/03/2024 12:05 WIB
Warga Diminta Hindari Konser dan Acara Massal, AS Ingatkan Kemungkinan Serangan di Moskow Anggota militer Rusia mengendarai kendaraan lapis baja segala medan melewati kedutaan AS di Moskow, Rusia 9 Mei 2023. REUTERS

MOSKOW - Kedutaan Besar AS di Rusia memperingatkan bahwa "ekstremis" mempunyai rencana segera melakukan serangan di Moskow. Peringatan diberi beberapa jam setelah dinas keamanan Rusia mengatakan mereka telah menggagalkan rencana penembakan di sebuah sinagoga yang dilakukan oleh sel dari Negara Islam cabang Afganistan.

Kedutaan, yang telah berulang kali mendesak seluruh warga AS untuk segera meninggalkan Rusia, tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang sifat ancaman tersebut. Nnamun mengatakan masyarakat harus menghindari konser dan keramaian serta waspada terhadap lingkungan sekitar.

“Kedutaan Besar memantau laporan bahwa para ekstremis mempunyai rencana untuk menargetkan pertemuan besar di Moskow, termasuk konser, dan warga AS harus disarankan untuk menghindari pertemuan besar selama 48 jam ke depan,” kata kedutaan di situs webnya.

Mereka mengeluarkan peringatannya beberapa jam setelah Dinas Keamanan Federal Rusia, penerus utama KGB era Soviet, mengatakan pihaknya telah menggagalkan serangan terhadap sebuah sinagoga di Moskow oleh sel kelompok militan Muslim Sunni ISIS.

Tidak jelas apakah kedua pernyataan tersebut ada kaitannya.
Perang di Ukraina telah memicu krisis terdalam dalam hubungan Rusia dengan Barat sejak Krisis Rudal Kuba tahun 1962. Kremlin menuduh AS berperang melawan Rusia dengan mendukung Ukraina dengan uang, senjata, dan intelijen.

FSB mengatakan sel ISIS beroperasi di wilayah Kaluga Rusia sebagai bagian dari cabang Afghanistan dari kelompok tersebut, yang dikenal sebagai ISIS-Khorasan dan berupaya mendirikan kekhalifahan di Afghanistan, Pakistan, Turkmenistan, Tajikistan, Uzbekistan, dan Iran.

Kelompok ini pertama kali muncul di Afghanistan timur pada akhir tahun 2014 dan mempunyai reputasi yang sangat brutal.
Sel tersebut "bersiap untuk menyerang jemaah sinagoga dengan menggunakan senjata api," kata FSB.

Ketika berhasil diatasi, para militan memberikan perlawanan oleh pasukan khusus Rusia dan “dinetralisir” dengan tembakan balasan, katanya.
“Senjata api, amunisi, serta komponen untuk pembuatan alat peledak rakitan ditemukan dan disita,” kata FSB.

FOLLOW US