Deflasi, menurut Sri Mulyani, disebabkan oleh komponen harga bergejolak (volatile food) yang berkaitan dengan komoditas pangan
BPS mencatat terjadi penurunan IHK dari 106,06 pada Agustus 2024 menjadi 105,93 pada September 2024
Deflasi 4 Kali Berturut-turut Tanda Sedang Terjadi Pelemahan Daya Beli
Komoditas bawang merah, daging ayam ras dan telur ayam ras menunjukkan tren deflasi sejak Juni 2024
Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, dalam lima tahun terakhir terjadi deflasi di Agustus, kecuali pada Agustus 2021
BPS Catat Bawang Merah dan Telur Ayam Ras Penyumbang Utama Deflasi
Sementara itu beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain bawang merah, tomat dan cabai rawit masing-masing sebesar minus 0,01 persen
Survei Pemantauan Harga pada minggu V Juli 2021 yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI), perkembangan harga pada Juli 2021 masih relatif terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,01% (mtm).
Dari pantauan BPS 25 kota mengalami deflasi.
Beberapa komponen yang menyebabkan terjadinya deflasi adalah kelompok makanan dan minuman dan tembakau, masing-masing 0,37% dan 0,09%.
Deflasi terjadi karena permintaan pasar (demand) rendah sementara stok barang (supply) cukup banyak
Deflasi ini sudah ketiga kalinya sejak bulan Juli, Agustus dan September.
Deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 1,09 persen dan terendah di Padang Sidempuan Gunungsitoli, Bogor dan Bekasi sebesar 0,01 persen
Hal tersebut menandakan terjadinya penurunan daya beli masyarakat.