JAKARTA - Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza optimistis bahwa sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM) tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Disebutkan, dalam empat tahun terakhir, Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) gencar mengajak masyarakat untuk lebih mencintai produk lokal, terutama dari IKM, guna memperkuat ekonomi dalam negeri.
Sejak 2023, Gernas BBI bersinergi dengan Gerakan Nasional Bangga Berwisata Indonesia (Gernas BBWI), menyatukan gerakan belanja produk lokal dengan ajakan untuk berwisata di tanah air. Sehingga membuka peluang perekonomian yang lebih luas bagi IKM atau UMKM.
Wamenperin Faisol menekankan bahwa gerakan BBI ini bukan sekadar slogan. "Ini adalah panggilan untuk mencintai, mendukung, dan membanggakan hasil karya kita sendiri," ujarnya dalam acara Puncak Harvesting Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia Ite Begawe Fest 2024 di Mataram, Minggu (8/12).
Menurutnya, di tengah ketidakpastian ekonomi global, memperkuat industri dalam negeri, terutama IKM, adalah langkah strategis untuk memastikan kemandirian ekonomi Indonesia.
Wamenperin menambahkan, sektor IKM telah terbukti menjadi penyelamat ekonomi Indonesia, terutama saat krisis. Pemerintah terus mendorong hilirisasi dan industrialisasi sebagai dua hal yang tidak terpisahkan, yang akan mengarah pada visi Indonesia Emas 2045.
"Hilirisasi dan industrialisasi adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa kita pisahkan. Melalui strategi ini, kita optimis ekonomi nasional siap menyongsong visi Indonesia Emas tahun 2045," ujar Wamenperin Faisol.
Hal ini didukung oleh data sektor industri pengolahan nonmigas yang tumbuh positif sebesar 4,84% pada triwulan III 2024, serta kontribusinya terhadap PDB yang mencapai 17,18%. Ekspor industri nonmigas hingga September 2024 tercatat mencapai USD 142,24 miliar, berkontribusi 73,76% terhadap total ekspor nasional.
Tak hanya itu, komitmen pemerintah terhadap penggunaan produk dalam negeri semakin nyata melalui Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2022.
Aturan ini mengharuskan pemerintah pusat, daerah, dan BUMN untuk menyisihkan anggaran belanja barang/jasa hingga 95% untuk produk dalam negeri, dengan 40% di antaranya untuk produk Usaha Mikro Kecil dan Koperasi (UMKM/IKM). Inisiatif ini membuka peluang besar bagi IKM untuk memasuki pasar pemerintah.
Untuk mendukung IKM, Kemenperin telah meluncurkan sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang mempermudah akses IKM ke pasar lebih luas. Hingga awal Desember 2024, lebih dari 24 ribu sertifikat telah diterbitkan, memberikan jaminan bahwa produk tersebut sepenuhnya buatan Indonesia.
Salah satu pencapaian penting tahun ini adalah Gernas BBI dan BBWI yang menargetkan 30 juta UMKM/IKM digitalisasi dan transaksi penjualan hingga Rp50 miliar per daerah. Pemerintah juga mengupayakan tercapainya 1,2 hingga 1,5 miliar perjalanan wisata domestik yang sejalan dengan pemajuan produk-produk lokal.
Di Nusa Tenggara Barat (NTB), Ite Begawe Fest 2024 menjadi ajang bagi promosi produk-produk unggulan Indonesia, sekaligus memperkuat kemitraan antara pelaku industri, pemerintah, dan masyarakat. NTB, yang kaya akan potensi alam dan industri kreatif, menunjukkan kemampuan bersaing di pasar internasional dengan produk IKM yang inovatif dan kompetitif.
Penjabat Gubernur NTB, Hassanudin, menambahkan, IKM di NTB telah membuka peluang ekonomi baru, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan memajukan daya saing produk lokal di pasar global.
"Di NTB, IKM bukan hanya menjadi penyokong ekonomi lokal, tetapi juga telah membuka peluang bagi masyarakat untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas hidup. Bahkan, kehadiran IKM di NTB telah memperlihatkan kemampuan bersaing di pasar nasional dan internasional," ujar Hasannudin.
KEYWORD :