JAKARTA - Pengamat Politik sekaligus Direktur Executive Partner Politik Indonesia AB Solissa membeberkan alasan melesatnya elektabilitas pasangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Solissa mengatakan, meningkatnya elektabilitas Anies-Muhaimin disebabkan konsolidasi politik yang dilakukan cukup maksimal dan masif. Hal itulah yang membuat pasangan nomor urut 1 tersebut berada di atas pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO) terbaru.
"Melejitnya survei pasangan Anies-Muhaimin di survei IPO tak lepas dari masifnya konsolidasi politik pasangan AMIN yang akhir-akhir ini cukup intens dilakukan," kata Solissa dalam keterangannya kepada katakini.com, Minggu (26/11).
Lanjutnya, pasangan Anies-Muhaimin semakin masif menggemborkan narasi perubahan. Sehingga, masyarakat yang kontra terhadap pemerintah semakin menunjukan arah politiknya terhadap pasangan tersebut.
"Anies secara terang-terangan mulai mengkritik kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini membuat kelompok yang kontra dengan pemerintah melihat Anies sebagai antitesanya Jokowi," ucap Solissa.
Secara bersamaan, Ganjar-Mahfud semakin berada di posisi dilema. Ganjar-Mahfud berada dalam posisi yang membingungkan. Pasalnya, Ganjar dan Mahfud terlihat bingung karena posisinya dalam menggaungkan narasi keberlanjutan Jokowi sudah sangat kuat melekat pada pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Selain itu, untuk berada di posisi yang bersebrangan dengan Jokowi sudah ada pasangan Anies-Muhaimin. Sehingga pasangan dari PDI Perjuangan terebut terlihat bingung akan posisinya di Pilpres 2024 mendatang.
"Disaat yang bersamaan, Ganjar-Mahfud seperti kehilangan momentum. Positioningnya mulai tidak jelas, antara mau mendukung pemerintahan atau mengambil jarak menjadi oposisi. Kegamangan inilah yang membuat publik merasa pasangan Ganjar-Mahfud tidak punya kemandirian politik dalam menentukan sikap," pungkasnya.
Diketahui, dalam survei IPO Anies-Muhaimi unggul dari Ganjar-Mahfud cukup signifikan. Pasangan tersebut mendapat elektabilitas sebesar 34,1 persen di posisi kedua, kemudian Ganjar-Mahfud berada di posisi ketiga dengan 27,1 persen.
Sedangkan Prabowo-Gibran berada di posisi pertama dengan elektabilitas yang tidak terlalu jauh dari Anies-Muhaimin yakni, 36,2 persen.