• Kabar Pertanian

Kementan-IFAD Pacu Semangat Petani dan Penyuluh di Luwu Timur

Agus Mughni Muttaqin | Sabtu, 04/11/2023 12:15 WIB
Kementan-IFAD Pacu Semangat Petani dan Penyuluh di Luwu Timur Tim BPPSDMP Kementan bersama Tim Supervision Mission (Tim Supervisi) IFAD berkunjung ke Kabupaten Luwu Timur, Jumat (03/11). (Foto: Kementan)

LUWU TIMUR - Usai melakukan kunjungan dua hari di Luwu Utara, Tim Supervision Mission (Tim Supervisi) International Fund for Agriculture Development (IFAD) kembali melakukan misi ke Luwu Timur pada Jumat (3/11/2023).

Mereka adalah IFAD Country Director, Abdelkader Elsadani Salem dan IFAD Program Officer Yumi Sakata. Turut mendampingi NPMO READSI, Siti Karimatun dan Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura sekaligus Manajar READSI Luwu Timur, M. Rahmatullah.

Elsadani Salem mengatakan kunjungan-kunjungan seperti ini sudah biasa mereka lakukan untuk memahami bagaimana pelaksanaan program, apakah sudah sesuai rencana, apakah ada hambatan, dan apa yang bisa diperbaiki.

"Jadi, sama-sama kita coba evaluasi perkembangannya, apakah sudah ke arah yang benar, apakah perlu penyesuaian, apakah dikatakan ada potensi untuk mengubah hal-hal tertentu," kata dia.

Sejauh ini, kata dia, sebagian besar program READSI sudah berjalan sesuai yang diharapkan. Akan tetapi, beberapa program lainnya masih harus ditingkatkan.

"Dan Anda tidak akan mengharapkan segala sesuatunya berjalan sesuai dengan yang diharapkan, seolah-olah itu adalah sebuah jam. Kami berada di arah yang benar, ada hal-hal yang berjalan lebih baik dari yang saya perkirakan. Namun, ada juga hal-hal yang perlu ditingkatkan," kata dia.

"Tapi ini tentu saja nanti akan kita diskusikan dengan rekan-rekan di kantor manajemen proyek dan sampai pada kesimpulan. Kemudian tentu saja kita akan pergi ke Bappenas, Kemenkeu, dan Kementan," sambung dia.

Sementara itu, dia mengapresiasi petani Luwu Utara dan Luwu Timur. Dia mengatakan petani yang mereka temui sangat hebat dan luar biasa. "Saya juga terkesan dengan para penyuluh di tingkat kabupaten. Banyak hal yang terjadi di sini. Mereka tahu persis apa yang mereka lakukan," kata dia.

Di Bumi Batara Guru ini, lokasi pertama yang dikunjungi Tim Supervisi IFAD adalah Desa Wonorejo, Kecamatan Mangkutana, Kabupaten Luwu Timur. Mereka disambut langsung oleh Bupati Luwu Timur, Budiman dan sejumlah besar petani.

Selain berdialog dengan petani, Tim Supervisi IFAD juga menyerahkan bantuan dan hadiah kepada kelompok tani yang berprestasi dalam Program READSI Tahun 2023. Masih di lokasi yang sama, Tim IFAD juga meninjau pos penyuluhan desa (posluhdes).

Dalam sambutannya, Bupati Budiman mengakui telah merasakan dampak dari Program READSI di Luwu Timur. Bahkan, dia telah meminta kadis pertaniannya untuk menjadikan kegiatan READSI sebagai role model untuk desa dan kecamatan lainnya.

"READSI ini adalah program yang berhasil. Saya minta Pak Kadis untuk mereplikasi ke kecamatan dan desa lain. Kita berharap program peningkatan kapasitas bagi penyuluh dan pengawas pertanian tetap kita dorong terus," kata dia.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa yang paling besar peranannya dalam menggenjot produktivitas, meningkatkan kualitas, dan menjamin kontinuitas pertanian adalah SDM.

"Jadi, peningkatan produktivitas itu bukan karena pupuk, bukan karena alat mesin pertanian (Alsintan), bukan karena benih. Akan tetapi, ditentukan peningkatan produktivitas pertanian ditentukan oleh SDM," kata Dedi.

Ditemui di sela kegiatan, Ketua Kelompok Tani Margomulyo Satu, Basuki Rahmat tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya bertemu langsung dengan Tim Supervisi IFAD. Basuki sendiri termasuk salah petani yang berprestasi tahun ini.

"Alhamdulillah bersyukur kepada Tim Supervisi IFAD yang telah membantu kami. Setelah ada READSI peningkatan produksi padi kami cukup lumayan. Sebelum ada READSI produksinya hanya 5,5 ton per hektare. Sekarang bisa mencapai 6,5 ton per hektare," kata dia.

Kira-kira satu jam sebelum salat Jumat, Tim Supervisi IFAD melanjutkan mengungjungi lokasi kedua di Luwu Timur, yaitu Posluhdes yang terletak di Desa Bayondo, Kecamatan Tomoni. Mereka berdialog dengan Kepala Desa dan juga Koordinator Penyuluh Pertanian Tomami.

Koordinator Penyuluh Pertanian Tomami, M Rizal Bachrie menjelaskan, Posluhdes ini akan dimanfaatkan sebagai sarana pertemuan petani untuk bermusyawarah, bertukar informasi, dan tempat pelatihan petani dan penyuluh lapangan.

Di Desa Bayondo, Kecamatan Tomoni, lanjut dia melaporkan, produktivitas padi petani sudah mencapai 6,9 - 7,1 ton per hektare dari sebelumnya hanya 6,5 ton per hektare.

"Kami sangat berterima kasih sekali. Kunjungan ini menunjukkan bahwa ada perhatian dari pemerintah. Ini juga sebagai monitoring di lapangan bahwa bantuan bantuan ini benar-benar dilaksanakan oleh petani," kata dia.

Sebagai penutup kegiatan di Luwu Timur, Tim Supervisi IFAD mengunjungi Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Kasih yang terletak Desa Lumbewe, Kecamatan Burau. Di lokasi terakhir ini, mereka meninjau smart farming vanili.

Ketua P4S Kasih, Rinda Kasih menjelaskan bahwa Program READSI telah memberikan manfaat yang sangat besar baik berupa alat mesin pertanian (Alsintan), pengetahuan budidaya, hingga teklogi terbarukan, seperti smart farming.

"Kita selama ini sebelum ada Program READSI kita juga dapat dari pertanian dan dari KWT. Kalau dari pertanian kita pakai yang sederhana sekarang, kita diberikan yang modern lah sedikit, seperti smart farming kita dikasih, alsintan juga," kata dia.

Di tempat yang sama, Rahmatullah mengatakan sangat bersyukur Tim Supervisi IFAD berkunjung ke Luwu Timur untuk memastikan apakah Program READSI ini dapat dijalankan oleh pemerintah bersama dengan petani.

"Secara jujur kami perlihatkan beberapa lokasi. Memang ada yang sudah berhasil dan masih ada juga petani yang masih perluh pembinaan lebih lanjut," imbuh dia.

FOLLOW US