• Hiburan

Kisah Saber, Pemuda Biasa yang Jadi Cyborg Pembunuh

Ariyan Rastya | Rabu, 30/08/2023 22:10 WIB
Kisah Saber, Pemuda Biasa yang Jadi Cyborg Pembunuh Kisah Saber, Pemuda Biasa yang Jadi Cyborg Pembunuh

JAKARTA - Mobile Legends telah menjelma seperti virus yang membuat publik dari seluruh kalangan baik tua ataupun muda sangat menyukainya. Berbicara soal game satu ini, ada salah satu karakter dalam game yang memiliki kisah unik dan heroik.

Karakter tersebut yaitu Saber, seorang mesin pembunuhan yang memiliki role sebagai a]Assasin dalam game. Kisah Saber sepertinya wajib untuk kita ketahui. Saber merupakan salah satu hero yang mempunyai kemampuan sangat menarik. Hero ini sangat kuat ketika memasuki late game.

Skill andalannya (Triple Sweep) menjadi yang terkuat dan paling mematikan dari hero ini. Skill ini dapat memberikan 120(+100% ekstra serangan fisik) hingga 240(+200% ekstra serangan fisik). Damage sebesar itu cukup baginya untuk melumpuhkan hero apapun kecuali Tank.

Saber bercita-cita menjadi pendekar pedang. Namun karena obsesinya yang terlalu tinggi dan setelah kalah dalam pertarungan, nasib Saber pun buruk. Ia digunakan oleh organisasi Laboratorium 1718 sebagai senjata pembunuhan.

Duan Meng, Pemuda yang Bercita-Cita Menjadi Master Pedang

Kisah bermula saat seorang pemuda biasa Duan Meng bercita-cita ingin menjadi ahli pedang. Duan tinggal di pegunungan sebelah utara Cadia Riverlands. Desa ini adalah kediaman Sekte Master Pedang Tianyin legendaris.

Duan menghabiskan masa kecilnya di tempat tersebut dengan terus meningkatkan teknik berpedangnya. Duan bertekad untuk menjadi pendekar pedang yang hebat. Saat yang lain masih tidur, ia akan bangun dan berlatih keras, dan akan terus melakukannya sampai matahari terbenam dan bulan terbit dan menerangi langit.

Ia tahu bahwa persyaratan untuk memasuki Sekte Penguasaan Pedang Tianyin sangat tinggi, dengan demikian, setelah berlatih siang dan malam di tengah badai, hujan, dan salju, gerbang kuil suci akhirnya terbuka untuk Duan Meng.

Tidak lama kemudian, bakat luar biasa dan obsesinya terhadap ilmu pedang menarik perhatian pemimpin mereka, Master Longma, yang pernah menjadi murid Naga Besar dan pemimpin spiritual dari Sekte Master Pedang Tianyin. Atas bimbingan Guru Longma, Duan Meng mulai mengungguli rekan-rekannya dan menjadi pemimpin generasi murid baru.

Seiring berjalannya waktu, Duan Meng mulai bosan dengan kehidupan membosankan di pegunungan. Obsesinya terhadap ilmu pedang dan ambisinya membuatnya ingin menantang lawan yang lebih kuat sehingga ia bisa menciptakan legendanya sendiri dan menyebarkannya ke seluruh dunia, seperti halnya pendekar pedang legendaris yang menginspirasi perjalanan pribadinya. Namun, Tuan Longma menolak permintaannya untuk meninggalkan gunung.

“Ini belum waktunya. Kamu belum menjadi pendekar pedang yang tak terkalahkan.” Duan Meng yang muda dan bersemangat menolak untuk menyerah pada kata-katanya, dia cukup percaya diri akan kemampuannya, berharap untuk dapat meningkatkan ilmu pedangnya melalui setiap pertarungan.

Selama bertahun-tahun, Duan Meng melakukan perjalanan ke seluruh Cadia Riverlands, mengalahkan satu demi satu pendekar pedang, termasuk orang-orang di Altar Naga. Ia terus mendekati gelar “Pendekar Pedang Terhebat” tanpa menderita satu kekalahan pun.

Ini terjadi sebelum Duan Meng bertemu dengan orang yang akan menjadi saingan terbesarnya, Zhixu. Orang ini datang entah dari mana dan tidak memiliki guru. Hidupnya seperti pedang, dibentuk dan diperlengkapi dengan sempurna oleh dirinya sendiri.

Bertemu Musuh Kuat dan Perubahan Duan Meng Jadi Cyborg

Dalam pertarungan mereka, Duan Meng dikalahkan, dan bahkan tidak mampu melawan. Untuk mengalahkan Zhixu suatu hari nanti, Duan Meng mengasingkan diri di pegunungan dan berlatih keras selama tiga tahun.

Pada akhir tiga tahun ini, Duan Meng merasa siap untuk melawan Zhixu lagi, dan turun dari gunung. Namun nasib berkehendak lain, lawannya telah berkembang pesat dalam tiga tahun ini. Ia kalah lagi, bahkan pedangnya dibelah menjadi doa oleh lawannya.

Kegagalan Duan Meng mengingatkannya pada perkataan gurunya. “Ini belum waktunya. Kamu belum menjadi pendekar pedang yang tak terkalahkan.” Namun, Duan Meng tahu bahwa dia telah melakukan semua yang dia bisa, dan tidak ada cara untuk membuat pedang di tangannya lebih cepat atau lebih kuat.

Untuk mencari gaya ilmu pedang yang benar-benar tak terkalahkan, Duan Meng memutuskan untuk meninggalkan wilayah Cadia Riverlands dan akan berkelana ke seluruh penjuru Land of Dawn.

Dalam perjalanannya, dia mendengar berita tentang Laboratorium 1718, bahwa mereka bisa menstimulasi kemungkinan tubuh manusia lewat transformasi buatan hingga memberi manusia lebih memiliki banyak kekuatan.

Duan Meng tidak bisa menahan rasa penasarannya. Jika berita ini benar, maka dia masih memiliki kesempatan untuk mencapai puncak ilmu pedang. Selama dia bisa menjadi lebih kuat, dia bersedia melakukan apa saja.

Pada saat ini, ilmuwan jahat dari Laboratorium 1718 juga menaruh minat pada pendekar pedang timur ini. Selama ini mereka mempersiapkan proyek augmentasi terbaru guna membuat senjata manusia. Saat kedua pihak menyetujui proyek tersebut, transformasi barupun dimulai.

Setelah melakukan beberapa kali percobaan serta operasi, proyek itu membuahkan hasil kekuatan mekanik serta kemampuan pedang yang semakin meningkat.

Namun setelah terbangun, Duan Meng telah melupakan segalanya tentang dirinya, termasuk namanya sendiri. Ia kemudian memiliki nama baru oleh penciptanya yakni Saber. Senjata dari Laboratorium 1718, Saber merupakan alat yang digunakan untuk memburu pihak yang berani menentangnya.