• News

Mug Shot Donald Trump Dirilis, Peristiwa Kriminal Pertama Bersejarah bagi Presiden AS

Tri Umardini | Jum'at, 25/08/2023 11:30 WIB
Mug Shot Donald Trump Dirilis, Peristiwa Kriminal Pertama Bersejarah bagi Presiden AS Mug Shot Donald Trump Dirilis, Peristiwa Kriminal Pertama Bersejarah bagi Presiden AS. (Foto: Reuters)

JAKARTA - Donald Trump kini menjadi satu-satunya presiden atau mantan presiden Amerika Serikat yang pernah melakukan Mug Shot (foto wajah narapidana yang dilakukan di kantor polisi).

Mug Shot yang belum pernah terjadi sebelumnya ini dirilis oleh Kantor Sheriff Fulton County pada Kamis malam, tak lama setelah Donald Trump menyerah di penjara Atlanta untuk menghadapi dakwaan berdasarkan dakwaan keempatnya tahun ini.

Pengacaranya menegosiasikan uang jaminan sebesar $200.000 sebelum dia menyerahkan diri.

Donald Trump diproses sebagai narapidana bernomor P01135809, dengan tinggi badan 6`3", memiliki "rambut pirang atau stroberi" dan mata biru.

Pada 14 Agustus 2023, dewan juri di Fulton County, Georgia, memilih untuk mendakwa Donald Trump dan 18 sekutu politiknya atas upaya mereka untuk membatalkan hasil pemilihan presiden negara bagian tersebut pada tahun 2020.

Donald Trump sendiri didakwa dengan 13 tuduhan kejahatan dalam kasus tersebut, salah satunya – melanggar Undang-Undang RICO Georgia – diklasifikasikan sebagai “kejahatan serius” dan dapat dikenakan hukuman minimal lima tahun jika terbukti bersalah, meskipun masih belum jelas apakah Donald Trump ditunjuk oleh Partai Republik.

Hakim Scott McAfee akan menjatuhkan hukuman tersebut dalam bentuk hukuman penjara atau hukuman yang lebih ringan, seperti masa percobaan.

Tak lama setelah dakwaan diproses, pihak berwenang Fulton County mengumumkan bahwa, tidak seperti tiga kasus pidana lainnya yang mengakibatkan dakwaan terhadap Trump, para terdakwa tidak akan mendapatkan perlakuan khusus dan harus dimasukkan ke penjara county sebelum tengah hari pada tanggal 25 Agustus.

Sejak Selasa pagi (22/8/2023), para terdakwa dalam kasus tersebut telah menyerahkan diri satu per satu di Penjara Fulton County.

Dakwaan setebal 98 halaman di Fulton County menggambarkan dugaan adanya rencana berlapis untuk membatalkan hasil pemilihan presiden Georgia tahun 2020 dan mencegah Joe Biden memperoleh 16 suara dari Electoral College di negara bagian tersebut.

Para tersangka yang terlibat dalam rencana ini termasuk Donald Trump sendiri, mantan Wali Kota New York Rudy Giuliani, mantan kepala staf Gedung Putih Mark Meadows, mantan pejabat Partai Republik, dan beberapa pengacara.

Selain 19 terdakwa yang didakwa berupaya mengubah hasil pemilu, dakwaan tersebut merujuk pada 30 orang konspirator tambahan yang tidak menghadapi dakwaan. (*)