• Oase

Kabut Pekat Kejahilan Perusak Akhlak

Rizki Ramadhani | Jum'at, 26/05/2023 20:01 WIB
Kabut Pekat Kejahilan Perusak Akhlak Ilustrasi (foto:pegawaijalanan)

Jakarta - Ketika akal dan moral diselimuti kabut kejahilan, maka berbagai penyimpangan dan kerusakan yang akan terjadi. Kisah berikut ini menggambarkan kenyataan kehidupan masyarakat saat dalam kejahilan.

Sebagaimana yang terjadi di berbagai bangsa lainnya kala belum diutusnya nabi Muhammad ﷺ, penduduk Arab jahiliyah juga mengalami kerusakan moral. Diantara yang mereka lakukan adalah mengubur anak perempuan hidup-hidup (wa’dul banat). Yaitu langsung dibunuh saat baru lahir. Ada pula yang dilakukan setelah anak tersebut sudah besar, bahkan ada yang dibunuh setelah menunggu hingga ada laki-laki yang ingin menikahi puterinya.

Konon disebutkan Qais Ibn Ashim At Tamimi merupakan orang pertama yang mengubur anak perempuannya hidup-hidup. Perbuatannya ini ditiru dan menjadi kebiasaan masyarakat jahiliyah.

Mereka melakukan perbuatan tersebut diantaranya disebabkan karena takut miskin. Mereka ingin punya anak lelaki yang bisa bekerja dan mencari rejeki. Sedangkan anak wanita dianggap tidak bisa menghasilkan apapun.

Penyebab berikutnya karena wanita dianggap tidak ada faidahnya. Sedangkan anak laki-laki akan mendatangkan kekuatan sehingga bisa berbangga dengan memiliki pengikut laki-laki yang banyak.

Alasan selanjutnya, karena hanya anak laki-laki yang bisa berperang. Hal sebaliknya menjadikan mereka akan menanggung malu dan takut merasa terhina jika memiliki anak perempuan.

Al-Qur’an mengabadikannya dalam surah (ke-16) An-Nahl ayat 58-59,

Padahal apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah padam), dan dia sangat marah.

Dia bersembunyi dari orang banyak, disebabkan kabar buruk yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan (menanggung) kehinaan atau akan membenamkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ingatlah alangkah buruknya (putusan) yang mereka tetapkan itu.”

Masyarakat Arab jahiliyah juga sering berperang walau hanya karena masalah yang ringan. Diantaranya adalah perang Al-Busus (Harbul Busus) yang merupakan perang saudara antara Bani Bakr dan Bani Taglib. Kedua putera dari Wail yang berseteru ini disebabkan hanya karena seekor unta milik seorang wanita bernama Busus. Namun peperangan yang berlangsung selama 40 tahun tersebut mengakibatkan terbunuh ribuan orang.

Demikian juga dengan perang Dahis wa al-Gobro’. peperangan ini terjadi setelah lomba pacuan kuda antara kuda yang bernama Dahis milik Qois bin Zuhair dan kuda yang bernama Al-Gobro’ milik Hudzaifah bin Badr. Peperangan antara kabilah ‘Abs dan Dzibyan ini menyebabkan ribuan orang terbunuh.

Namun, berbagai perbuatan tersebut tidaklah dilakukan oleh seluruh orang Arab, melainkan sebagian orang Arab saja. Oleh karena itu, ada pula para sahabat yang tidak pernah melakukannya.

Setelah kita mengetahui beberapa perangai buruk masyarakat Arab jahiliyah, maka yang penting bukanlah mencela kepada sosok beberapa sahabat yang pernah terjerumus melakukan hal seperti itu.

Namun jadikanlah renungan dan  motivasi untuk diri kita, terlebih mengetahui para sahabat sanggup dan mampu untuk menjadi generasi terbaik manusia setelah mengamalkan syariat Islam yang sempurna. Sebagaimana hadis sahih riwayat al-Bukhari dan Muslim rahimakumullah, Rasulullah ﷺ bersabda,

Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.”

Semoga Allah ﷻ senantiasa memperbaiki diri kita. (Kontributor : Dicky Dewata)

Keywords :

FOLLOW US