• Oase

Penguasa dan Rakyat Sepakat Mempertahankan Lingkungan yang Buruk

Rizki Ramadhani | Kamis, 30/03/2023 23:31 WIB
Penguasa dan Rakyat Sepakat Mempertahankan Lingkungan yang Buruk Ilustrasi (foto:ruangkeluarga)

Jakarta - Umumnya, manusia menginginkan tinggal di lingkungan yang baik, aman dan nyaman. Namun, ternyata ada suatu kaum yang malah menyukai lingkungan yang buruk. Penasaran? Yuk, kita simak berikut ini.

Setelah peristiwa air bah pada zaman nabi Nuh `alaihissalam, peradaban dunia mulai berkembang. Namun, seiring itu, manusia pun mulai durhaka. Maka Allah ﷻ mengazab kaum Ad dan kaum Tsamud. Setelah kurun waktu yang ditentukan, berkembang peradaban di Babilonia. Bahkan dari sini pula muncul raja penguasa dunia. Namrud bin Kan’an bin Kusy bin Ham bin Nuh `alaihissalam.

Dikisahkan Namrud membunuh Kan’an, ayahnya untuk mendapatkan mahkota kerajaan Babilonia. Setelah menjadi raja, dia pun menikahi ibu kandungnya sendiri. Sang raja memerintah dengan bengis. Menghabisi siapapun yang dapat merintangi keinginannya.

Namrud mulai memerangi berbagai kerajaan lainnya. Semuanya dapat ditaklukan. Sehingga, pada akhirnya Namrud mampu menguasai seluruh bumi, dari timur hingga baratnya.

Raja yang mengaku sebagai tuhan ini seringkali dikaitkan dengan nabi Ibrahim `alaihissalam. Bukan hanya Namrud saja yang kufur, bahkan seluruh rakyat kerajaan Babilonia pun sama, mereka menyembah berhala.

Masyarakat Babilonia menolak dakwah tauhid yang diserukan nabi Ibrahim `alaihissalam. Disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir, segenap penduduk mengumpulkan kayu bakar yang sangat banyak untuk membuat lautan api yang terbesar di alam semesta waktu itu. Saking semangatnya orang-orang ingin membakar nabi Ibrahim `alaihissalam, sampai disebutkan ada seorang wanita yang sedang sakit kemudian bernazar kepada berhala sembahannya bahwa jika dia sembuh, maka akan dibawakan kayu bakar untuk membakar nabi Ibrahim `alaihissalam.

Juga dikisahkan dalam Maussuah at-Tafsiir al-Ma`tsuur, ada seorang nenek tua memikul kayu bakar di atas punggungnya, maka dikatakan kepadanya, “Kemana kamu mau pergi?”, dia berkata, “Aku pergi ke orang yang mencela tuhan-tuhan kita.”

Demikian pula ada seorang lelaki tua yang sudah lama tidak pernah keluar dari rumahnya, namun pada hari itu ia keluar sambil membawa kayu bakar dengan tujuan bertaqorrub kepada para berhala mereka.

Bukan hanya manusia, dalam hadis riwayat Al-Bukhari, dari Ummu Syariik radhiyallahu ‘anha bahwasanya Nabi ﷺ berkata, “Cicak dulu meniup (untuk memperbesar api) Ibrahim `alaihissalam.”

Berdasarkan Tafsir Ibn Abi Hatim dan Tafsir At-Thabari, as-Suddy dan para ulama lainnya mengisahkan, setelah nabi yang mendapat predikat ulul azmi ini selamat dari dibakar, kemudian beliau `alaihissalam dibawa untuk menghadap kepada Namrud. Ada yang mengatakan bahwa ketika itu sang raja telah berkuasa selama 400 tahun.

Nabi utusan Allah ﷻ ini pun berdakwah kepada Namrud karena dia mengaku dirinya sebagai Tuhan. Adapun hasilnya sebagaimana terdapat dalam surah (ke-2) Al-Baqarah ayat 258,

”…Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim."

Akhirnya nabi Ibrahim `alaihissalam diusir oleh raja Namrud dari Babilonia.

Semoga Allah ﷻ senantiasa memberi hidayah kepada kita semua.

(Kontributor :Dicky Dewata)

FOLLOW US