• News

Korea Utara Klaim 800.000 Warga Mendaftar untuk Berperang Melawan AS

Yati Maulana | Senin, 20/03/2023 11:05 WIB
Korea Utara Klaim 800.000 Warga Mendaftar untuk Berperang Melawan AS Pasukan militer saat parade peringatan 75 tahun berdirinya tentara Korea Utara, di Pyongyang, Korea Utara 8 Februari 2023. Foto: KCNA via Reuters

JAKARTA - Korea Utara mengklaim bahwa sekitar 800.000 warganya secara sukarela bergabung atau mendaftar ulang dalam militer negara itu untuk berperang melawan Amerika Serikat, surat kabar negara Korea Utara melaporkan pada hari Sabtu.

Sekitar 800.000 pelajar dan pekerja, pada hari Jumat saja, di seluruh negeri menyatakan keinginan untuk mendaftar atau mendaftar kembali di militer untuk melawan Amerika Serikat, lapor surat kabar Rodong Sinmun.

"Melonjaknya antusiasme kaum muda untuk bergabung dengan tentara adalah demonstrasi dari keinginan generasi muda yang tak tergoyahkan untuk tanpa ampun memusnahkan para maniak perang yang melakukan upaya terakhir untuk melenyapkan negara sosialis kita yang berharga, dan mencapai tujuan besar reunifikasi nasional tanpa kegagalan dan manifestasi yang jelas dari semangat patriotisme mereka," kata Rodong Sinmun dari Korea Utara.

Klaim Korea Utara muncul setelah Korea Utara pada hari Kamis meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17 sebagai tanggapan atas latihan militer AS-Korea Selatan yang sedang berlangsung.

Korea Utara menembakkan ICBM ke laut antara semenanjung Korea dan Jepang pada hari Kamis, beberapa jam sebelum presiden Korea Selatan terbang ke Tokyo untuk pertemuan puncak yang membahas cara-cara untuk melawan Korea Utara yang bersenjata nuklir.

Rudal balistik Korut dilarang di bawah resolusi Dewan Keamanan PBB dan peluncuran itu mendapat kecaman dari pemerintah di Seoul, Washington dan Tokyo.

Pasukan Korea Selatan dan Amerika memulai latihan bersama selama 11 hari, yang dijuluki "Perisai Kebebasan 23", pada hari Senin, diadakan dalam skala yang tidak terlihat sejak 2017 untuk melawan ancaman Korea Utara yang semakin meningkat.

Kim menuduh Amerika Serikat dan Korea Selatan meningkatkan ketegangan dengan latihan militer tersebut.

FOLLOW US