• News

Menlu Retno Bilang Presidensi G20 Salah Satu Capaian Diplomasi Indonesia Tahun 2022

Yahya Sukamdani | Rabu, 11/01/2023 15:44 WIB
Menlu Retno Bilang Presidensi G20 Salah Satu Capaian Diplomasi Indonesia Tahun 2022 Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri RI (PPTM) 2023 di Jakarta pada Rabu (11/1/2023). Foto: katakini

JAKARTA – Pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) 20 negara atau KTT G20 di mana Indonedsia sebagai Presidensi, menjadi salah satu capaian apik diplomasi Indonesia selama tahun 2022. KTT G20 di Bali itu menghasilkan deklarasi Bali yang diklaim mampu menghadirkan komitmen kerja sama yang konkret.

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri RI (PPTM) 2023 di Jakarta pada Rabu (11/1/2023).

“Presidensi Indonesia mampu menjadikan G20 tetap utuh, dapat bekerja, dan menghasilkan banyak kerja sama konkret yang bermanfaat bagi dunia, termasuk bagi negara-negara berkembang,” kata Retno.

Retno mengatakan, di G20 Indonesia berhasil mencapai beberapa terobosan kerja sama, antara lain pembentukan Pandemic Fund, Bali Compact dan Bali Energy Transition Roadmap, Digital Innovation Network, serta operasionalisasi Resilience and Sustainability Trust untuk membantu ruang fiskal negara berkembang.

Sedangkan deklarasi Bali dilengkapi Annex berisi 361 daftar kerja sama dan proyek antara G20 dan para mitra untuk dunia.

“Hampir semua pihak pesimistis bahwa G20 akan dapat bekerja, bahwa G20 akan dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dunia. Syukur alhamdullillah, semua kekhawatiran tersebut tidak terjadi,” tutur dia.

Pada kesempata itu Menlu Retno juga menyampaikan bahwa tahun 2022 merupakan tahun yang penuh tantangan. Pandemi Covid-19 belum berlalu, sementara pemulihan ekonomi masih tersendat Bertambah lagi dengan pecah perang Rusia-Ukraina.

Tak terelakan lagi, terjadilah krisis pangan, energi, dan keuangan. Inflasi melonjak drastis, bahkan di beberapa negara mencapai rekor tertinggi dalam puluhan tahun.

 

Tahun 2023 Makin Berat

Pada kesempatan tersebut, Menlu Retno mengingatkan tantangan dunia di tahun 2023 akan semakin berat. Sebab, ketidakpastian global dan situasi geopolitik yang sangat dinamis masih akan menjadi karakteristik dunia.

“Managing Director IMF sampaikan pandangan bahwa sepertiga ekonomi dunia diprediksi akan mengalami resesi tahun ini. Bahkan di negara yang tidak mengalami resesi, ratusan juta penduduknya akan merasa berada dalam resesi,” ujarnya.

“Rivalitas antar kekuatan besar juga terus menajam. IMF memprediksi perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 3,2% pada tahun lalu menjadi 2,7% untuk tahun ini,” imbuhnya.

Selain itu, WFP memperkirakan setidaknya 50 juta orang akan mengawali 2023 di ambang famine atau paceklik. “UN GCRG mengingatkan food access crisis yang saat ini kita hadapi dapat menjadi food availability crisis pada 2023 terutama bila krisis pupuk di tingkat global terus berlanjut,” kata Retno.

Soal isu perubahan iklim, Retno menuturkan hal itu akan terus menjadi perhatian dunia.

Di tengah tantangan dunia yang semakin sulit ini, Retno menegaskan, cara pandang positif, kerja sama, dan optimisme semakin diperlukan. Cara pandang ini pula yang akan digunakan Indonesia dalam menjalankan keketuaan di ASEAN pada tahun-tahun mendatang.

“Indonesia ingin ASEAN resilient dan menjadi barometer kerja sama yang dapat berkontribusi bagi perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan kawasan dan dunia,” ujarnya.

Retno menambahkan, dengan subtema Epicentrum of Growth, Indonesia bertekad untuk terus menjadikan Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Di bawah subtema epicentrum of growth, beberapa kerja sama yang akan diperkuat, antara lain meliputi; ketahanan pangan, ketahanan energi, kesehatan dan kerjasama keuangan.

“Kawasan Indo Pasifik yang damai dan stabil, menghormati hukum internasional dan mengedepankan kerja sama yang inklusi merupakan kunci bagi ASEAN untuk menjadi epicentrum of growth kawasan dan dunia,” katat Retno.

Untuk itu, Retno menuturkan, implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) akan menjadi ruh besar pelaksanaan prioritas keketuaan Indonesia.

PPTM mengambil tema “Leadership in a challenging world” dan tayang secara live di Youtube Kemlu dan di beberapa stasiun televisi.

Selain pidato menlu, rangkaian kegiatan juga terdiri dari pemberian Adam Malik Award untuk jurnalis dan Social Media Award untuk perwakilan RI.

 

FOLLOW US