• Kabar Pertanian

Kementan Kenalkan Pertanian Presisi Biaya Rendah

Asrul | Kamis, 29/12/2022 15:54 WIB
Kementan Kenalkan Pertanian Presisi Biaya Rendah Kementan Kenalkan Pertanian Presisi Biaya Rendah

Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pertanian tidak akan mungkin bisa mencukupi kebutuhan penduduk yang terus bertambah tanpa sentuhan teknologi.

"Untuk itu, Kementerian Pertanian (Kementan) berinisiatif menggenjot produktivitas pertanian dengan meluncurkan Revolusi Industri 4.0 di bidang pertanian untuk menjawab tantangan," kata Mentan Syahrul.

Dia mengatakan modernisasi teknologi dunia berkembang sangat cepat, termasuk di bidang pertanian. Pengembangan pertanian moderen lebih lanjut saat ini menuju kepada model pertanian cerdas atau pertanian presisi

"Pertanian presisi sebuah mekanisme pengelolaan lahan pertanian menjadi jauh lebih produktif dan efisien melalui keterlibatan teknologi informasi," ucap Syahrul.

Kepala Badan Pusata Penyuluhan dan Pengembangan Sumer Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menambahkan, pertanian harus berorientadi pada bisnis yang menghasilkan duit sebanyak-banyaknya.

"Pertanian harus untung, jika persepsi awalnya pertanian itu suatu kewajiban, keharusan bahkan dalam tanda kutip suatu keterpaksaan, hanya ditujukan hanya untuk memenuhi kebutuhan makan bagi keluarga, saudara, masyarakat dan lain sebagainya, makanya harus diubah," ucap Dedi.

Salah satu sistem pertanian yang dapat diterapkan yaitu pertanian presisi yang mengintegrasikan penggunaan teknologi dalam mengumpulkan informasi sehingga dapat melakukan proses pertanian secara presisi atau dengan input, tempat, dan waktu yang tepat.

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Leli Nuryati menjelaskan, pertanian presisi menggunakan input pertanian yang tepat dengan teknik, jumlah, tempat, dan waktu yang tepat untuk menghasilkan produksi panen secara maksimal.

Input pertanian yang dimaksud ialah seperti pupuk, herbisida, insektisida, benih, dan lainnya, sistem pertanian presisi menggunakan mesin yang tepat. Mesin-mesin tersebut berbasis digital sehingga dapat diatur secara akurat dan dikendalikan jarak jauh.

"Hal ini akan menghemat sumber daya manusia yang dibutuhkan," kata Leli pada acara Bertani On Cloud (BOC) Volume 210 dengan tema "Pengenalan Low Cost Precision Farming" yang dilaksanakan di P4S PMK Gobleg, Kabupaten Buleleng, Bali.

Leli melanjutkan, informasi yang detail akan diolah dan diproses dengan bantuan alat-alat pertanian yang canggih. Meskipun demikian, lanjut dia, petani harus memiliki kemampuan dalam beradaptasi dengan kemajuan teknologi pertanian yang ada.

Selama proses pertanian, pengontrolan dilakukan dengan berbagai alat baik hardware maupun software khusus.

Contoh alat-alat yang digunakan antara lain Global Positioning System (GPS), Grid soil sampling and variable-rate fertilizer (VRT), Geographic information system (GIS), dan lain sebagainya.

Penggunaan alat-alat tersebut akan membantu para petani untuk melakukan pengelolaan lahan pertaniannya secara spesifik sesuai dengan informasi yang didapatkan.

"Proses farming dengan menggunakan alat-alat berbasis digital ini disebut dengan Digital Farming. Digital farming akan mampu mengoptimalkan produksi, kualitas, meminimalkan resiko, dan dampak terhadap lingkungan," jelas dia.

Penerapan pertanian presisi antara lain, menggunakan sistem informasi geografis pada kegiatan pemupukan. Sebelum melakukan pemupukan maka dibuat terlebih dahulu sensor, dan variable rate applicator.

Data tersebut didapatkan dari sistem informasi geografis yang menggunakan teknologi GPS, sensor tanah, sensor hama, satelit, atau foto udara.

Dengan data tersebut pemupukan akan dilakukan lebih akurat sesuai dengan kebutuhan nutrisi tanaman. Dengan data tersebut pemupukan akan dilakukan lebih akurat sesuai dengan kebutuhan nutrisi tanaman.

FOLLOW US