• Kabar Pertanian

Alumni Magang P4S Bali Implementasikan Teknologi Smart Farming pada Sayuran Organik

Asrul | Sabtu, 24/12/2022 09:50 WIB
Alumni Magang P4S Bali Implementasikan Teknologi Smart Farming pada Sayuran Organik Penyiraman dengan sistem springkle jadi salah satu penerapan smart farming. (Foto: Kementerian Pertanian)

JAKARTA - Alumni Magang Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) di Bali, Budi Prihatin mengimplementasikan pertanian organik berbasis smart farming pada kebun sayur miliknya.

Pemuda dari Kecamatan Baula, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara itu bersama petani milenial membentuk Kelompok Urban Organik dengan kegiatan pembuatan pupuk kompos dan budidaya sayuran organik dengan menggunakan teknologi smart farming.

Di beberapa kesempatan, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendorong agar penerapan program smart farming alias pertanian cerdas di Indonesia terus dilakukan.

Menurut dia, smart farming adalah solusi pasti bagi peningkatan nilai tambah produk pertanian sekaligus meningkatkan efisiensi, sehingga perbaikan ekonomi dan peningkatan produksi bisa diwujudkan.

"Dengan efisiensi, marginnya bisa kita naikan. Saya kira semua bisa kita wujudkan dengan kebersamaan. Dan ingat pertanian itu memberi keuntungan dan memberi kebaikan," ucap Syahrul.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengungkapkan, saat ini adalah eranya generasi milenial dalam mengambil peran dan kesempatan.

Menurut Dedi, kemajuan pertanian harus didukung petani milenial, karena petani milenial memiliki semangat berinovasi yang tinggi untuk melakukan cara-cara yang baru terhadap penanganan pertanian yang maju, mandiri, dan modern.

"Di era 4.0 ini ada lima hal yang harus di pegang oleh petani milenial yaitu rencana, antusias, ilmu, pengetahuan, keterampilan dan aksi nyata. Jika itu semua ada di genggaman kalian impian mu pasti akan terwujud," kata Dedi.

"Sudahlah, hilangkan paradigma kalau petani itu miskin. Mulai untuk mengelola dengan serius dari budidaya, hilirisasi produk, hingga pengembangan pasarnya, pasti akan lebih mengembangkan ekonomi, jangan hanya budidayanya saja," imbuh dia.

Budi mengatakan banyak manfaat yang ia terima selama mengikuti kegiatan magang P4S di Bali di antaranya mengetahui perbedaan cara bertani masyarakat Bali dan masyarakat Sulawesi khususnya kolaka.

"Saya juga mengetahui potensi dari wilayah yang kita tinggali dari segi pertanian dan cara memanfaatkan limbah-limbah sekitar lingkungan untuk dijadikan bahan pupuk organik," ucap dia.

Melalui kelompok urban organik, Budi mengajak teman-teman di lingkungan untuk membudidayakan sayuran organik, membuat pupuk kompos dan tata cara penanganan hama dan penyakit secara alami tanpa menggunakan bahan kimia.

Budi juga mengajak teman-teman kelompoknya untuk melakukan eksperimen terhadap sayuran yang ditanaman dengan menggunakan pupuk dari bahan yang berbeda ada yang terbuat dari bahan kotoran kambing dan ada yang berbahan kotoran sapi.

Di samping itu, Budi juga menerapkan teknologi smart farming pada penyiraman sayurannya dengan teknik springkle dengan teknologi ini dirasa sangat mudah dan kedepannya akan dikembangkan menggunakan sistem android.

Budi berharap kegiatan ini dapat memotivasi pemuda-pemuda lainnya untuk Bertani yang sehat dan modern serta dapat menjadi pusat percontohan pertanian organik di Kabupaten Kolaka.

FOLLOW US