• News

Gelombang Panas Chili Perburuk Kebakaran Hutan dan Kesehatan Masyarakat

Yati Maulana | Sabtu, 17/12/2022 13:01 WIB
Gelombang Panas Chili Perburuk Kebakaran Hutan dan Kesehatan Masyarakat Sebuah helikopter memadamkan api yang membakar sebagian daerah pedesaan di sekitar kota Curacavi di luar Santiago, Chile, 15 Desember 2022. Foto: Reuters

JAKARTA - Gelombang panas yang melanda Chili minggu ini dengan rekor suhu di beberapa daerah dan kurangnya curah hujan telah meningkatkan kebakaran hutan yang telah membakar lebih dari 7.000 hektar (17.000 hektar) di negara Amerika Selatan itu.

Lusinan orang harus mengungsi dari rumah mereka karena kebakaran dan ibu kota Santiago berada di bawah peringatan kesehatan masyarakat karena kepulan asap, kata para pejabat pada hari Jumat.

Korporasi Kehutanan Nasional (Conaf) milik negara mengatakan petugas pemadam kebakaran saat ini menangani 18 kebakaran yang terkonsentrasi di wilayah tengah negara itu, serta jumlah yang lebih kecil di selatan.

Di antara beberapa daerah di wilayah Valparaiso, sekitar 40 rumah telah dikosongkan dan selusin rumah hancur.

Santiago, rumah bagi sekitar enam juta orang, terbangun pada hari Jumat karena kabut asap akibat kebakaran di kota pedesaan terdekat Curacavi, di mana kobaran api telah menghancurkan lebih dari 1.700 hektar dan 120 hewan dipindahkan dari daerah tersebut.

Otoritas setempat mengeluarkan peringatan kesehatan masyarakat. "Apa yang sedang dilakukan adalah memantau partikel halus dan kasar untuk melihat bagaimana ini dapat mempengaruhi kesehatan," kata perwakilan pemerintah Santiago, Constanza Martinez, kepada wartawan.

Awal pekan ini, pemerintah Chili mengatakan akan mengirimkan lebih banyak sumber daya untuk mengendalikan penyebaran kebakaran hutan.

Ibukota mencatat suhu tertinggi tahun ini, 36,7 derajat Celcius (98,06 ° F) pada hari Kamis, suhu tertinggi ketiga yang pernah dilihat kota itu dalam 111 tahun, layanan meteorologi resmi melaporkan.

Miguel Munoz, direktur metropolitan Kantor Darurat Nasional, mengatakan kepada Reuters bahwa karena gelombang panas, "tidak hanya intensitas kebakaran yang meningkat tetapi juga petugas pemadam kebakaran Conaf kami lebih rentan terhadap dehidrasi."

FOLLOW US