• News

Tersangka Pengebom Pesawat Lockerbie Dibawa ke Tahanan Amerika

Yati Maulana | Senin, 12/12/2022 12:01 WIB
Tersangka Pengebom Pesawat Lockerbie Dibawa ke Tahanan Amerika Petugas penyelamat dan penyelidik kecelakaan Skotlandia menggeledah area di sekitar kokpit penerbangan Pan Am 103, pada 23 Desember 1988. Foto: Reuters

JAKARTA - Seorang pria yang dituduh membuat bom yang menewaskan 270 orang setelah meledakkan penerbangan Pan Am 103 di atas Lockerbie di Skotlandia pada tahun 1988, ditahan di Amerika Serikat, kata pejabat penegak hukum Skotlandia dan AS, Minggu.

Abu Agila Mohammad Mas`ud Kheir Al-Marimi ditahan sekitar dua tahun setelah mantan Jaksa Agung AS Bill Barr pertama kali mengumumkan bahwa Amerika Serikat mengajukan tuntutan terhadapnya.

Seorang pejabat Departemen Kehakiman mengkonfirmasi kepada Reuters pada hari Minggu bahwa Amerika Serikat telah menahan tersangka pembuat bom penerbangan 103 Pan Am. Mas`ud diperkirakan akan tampil di sidang pertamanya di pengadilan federal di Washington, D.C.

Rincian lebih lanjut tentang waktu sidang pengadilan akan segera diumumkan, tambah juru bicara itu.

Keluarga dari mereka yang tewas dalam pemboman Lockerbie telah diberi tahu bahwa tersangka berada dalam tahanan AS, kata juru bicara Kantor Kerajaan Skotlandia dan Layanan Fiskal Kejaksaan (COPFS) pada hari Minggu.

BBC pertama kali melaporkan penangkapan Mas`ud.

Bom di atas pesawat Boeing 747 dalam perjalanan ke Amerika Serikat menewaskan 259 orang di dalamnya dan 11 di darat, serangan militan paling mematikan di Inggris.

Pada tahun 1991, dua agen intelijen Libya lainnya didakwa melakukan pengeboman: Abdel Baset Ali al-Megrahi dan Lamen Khalifa Fhimah.

Megrahi dinyatakan bersalah atas pengeboman tersebut dan dipenjara seumur hidup pada tahun 2001. Dia kemudian dibebaskan karena menderita kanker dan meninggal pada tahun 2012.

Fhimah dibebaskan dari semua tuduhan, tetapi jaksa penuntut Skotlandia menyatakan bahwa Megrahi tidak bertindak sendiri.

Pada tahun 2020 Amerika Serikat membuka dakwaan pidana terhadap Mas`ud, tersangka komplotan ketiga, menambahkan dia telah bekerja sebagai ahli teknis dalam membuat alat peledak.

FOLLOW US