• Kabar Pertanian

Kementan Kenalkan Hidroponik dan Bioflok untuk KWT di Kabupaten Kupang

Agus Mughni Muttaqin | Selasa, 01/11/2022 10:50 WIB
Kementan Kenalkan Hidroponik dan Bioflok untuk KWT di Kabupaten Kupang Pelatihan hidroponik dan bioflok bagi perwakilan anggota KWT di desa wilayah program READSI, Rabu (26/10)(Foto : Distanpan Kab. Kupang)

Jakarta - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kupang menggelar pelatihan hidroponik dan bioflok yang diikuti perwakilan kelompok wanita tani (KWT) yang ada di wilayah sasaran Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling-up Innitiative (READSI).

Dalam beberapa kesempatan, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa keterbatasan lahan merupakan tantangan yang besar bagi penduduk Indonesia.

"Salah satu tantangan kita adalah keterbatasan lahan dan kawasan rumah yang makin bertambah banyak. Meskipun demikian, kita tidak boleh tinggal diam," ujar Mentan Syahrul.

Menurut Mentan, hidroponik merupakan solusi dari permasalahan tersebut. Hidroponik adalah metode budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan hara nutrisi bagi tanaman.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa berbudidaya secara hidroponik itu menjanjikan.

"Hidroponik itu adalah salah satu metode untuk budidaya tanaman yang medianya merupakan larutan. Nanti unsur hara diberikan dalam larutan tersebut yang berfungsi sebagai makanan tanaman," katanya.

Dedi mengatakan, pemerintah dapat berperan dalam penanaman hidroponik melalui edukasi. Setelah itu, perlu juga diadakan pelatihan dan pendampingan yang dilakukan oleh penyuluh dan didukung oleh dinas provinsi maupun kabupaten/kota.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kupang, Amin Juariah mengatakan, teknik pertanian hidroponik dianggap sebagai metode yang tepat menjaga ketahanan pangan serta gizi keluarga, terutama di lingkup rumah tangga sebagai unit sosial terkecil.

Sebagaimana diketahui, stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar usianya.

"Masalah stunting di pengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi, serta sering tidak beragam. Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak dari pada kabohidrat," ujarnya.

Menurutnya, budidaya sayuran hidroponik yang diintegrasikan dengan budidaya ikan sistem bioflok sangat menguntungkan, hal ini disebabkan keunggulan pertanian hidroponik yang tidak membutuhkan lahan yang besar, tidak menggunakan media tanam berupa tanah, dan dapat di panen kapan saja tanpa mengenal iklim serta cuaca.

"Kedua sistem budidaya ini diintegrasikan akan menghasikan ikan yang berkualitas dan sayur yang sehat serta bergizi, hal itu karena pakan ikan disesuaikan dengan kebutuhan dan nutrisi yang tidak mengunakan bahan kimia atau pestisida," katanya.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan melalui program READSI telah memberikan bantuan saprodi paket hidroponik sebanyak 12 paket yang terbagi pada 11 KWT di 11 desa wilaya program READSI.

Terakhir Amin berharap, petani anggota KWT didampingi oleh FD dan penyuluh pertanian lapangan dapat menerapkan hasil pelatihan hidroponik dan bioflok ini di desa masing-masing terkhususnya pada rumah tangga petani, sebagai sumber pemenuhan gizi rumah tangga.

Sebagai informasi, pelatihan hidroponik dan bioflok yang berlangsung pada Rabu (26/10) ini dihadiri 33 perseta, yang masing-masing 22 peserta dari KWT dan 11 di antaranya adalah perwakilan FD.

FOLLOW US