• News

Survei: Krisis Energi, 25% Bisnis Keluarga Jerman Memangkas Staf

Akhyar Zein | Selasa, 25/10/2022 03:10 WIB
Survei: Krisis Energi, 25% Bisnis Keluarga Jerman Memangkas Staf Ilustrasi (foto: New York Times)

JAKARTA - Konsekuensi dari krisis energi untuk bisnis Jerman dapat menjadi parah karena 25% perusahaan menanggapi kenaikan biaya energi dengan memotong staf, sementara 90% kemungkinan akan merespons dengan menaikkan harga, dengan beberapa sudah menerapkan keputusan tersebut.

Temuan survei oleh Foundation for Family Businesses, yang dilakukan oleh Ifo Institute for Economic Research yang berbasis di Munich pada bulan September, didasarkan pada total 1.060 perusahaan, sebagian besar dari mereka adalah bisnis keluarga.

Dalam survei sebelumnya yang dilakukan yayasan pada April, hanya 14% perusahaan yang merencanakan PHK.

Menurut survei baru, 13% perusahaan sekarang juga berharap untuk menghentikan produksi. Pada April, angkanya masih 6%.

Relokasi produksi ke luar negeri saat ini sedang ditangani oleh 9% perusahaan, naik dari 6%.

Menurut penelitian, perusahaan tidak puas dengan manajemen krisis politik, menyerukan subsidi untuk investasi swasta dalam efisiensi energi atau energi terbarukan.

Sementara itu, bantuan yang ditargetkan untuk perusahaan atau industri juga sering disebutkan dalam survei.

Bisnis keluarga adalah jenis perusahaan yang paling tersebar luas di Jerman. Lebih dari 90% dari semua perusahaan adalah milik keluarga, terhitung 58% dari semua pekerjaan -- faktor penstabil untuk pasar tenaga kerja pada saat krisis ekonomi.

FOLLOW US