• News

Dituduh Cemarkan Nama Baik, Peraih Nobel Filipina Ressa Ajukan Banding

Yati Maulana | Selasa, 11/10/2022 23:01 WIB
Dituduh Cemarkan Nama Baik, Peraih Nobel Filipina Ressa Ajukan Banding Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2021 Maria Ressa menghadiri upacara untuk hari Kebebasan Pers Sedunia di Graduate Institute di Jenewa, Swiss 3 Mei 2022. Foto: Reuters

JAKARTA - Peraih Nobel Filipina Maria Ressa berencana untuk mengajukan banding atas tuduhan pencemaran nama baik dunia maya di Mahkamah Agung negara itu, kata pengacaranya pada hari Selasa, setelah kalah dalam pertempuran hukumnya dan ditambah hukuman berbulan-bulan.

Pengadilan banding dalam keputusannya 10 Oktober menguatkan putusan sebelumnya yang menegaskan keyakinan pengadilan yang lebih rendah, dan menambahkan delapan bulan ke hukuman penjara enam tahun. Ressa tetap bebas selama proses bandingnya.

Pengacara Theodore Te menyebut hasilnya mengecewakan. Dia juga menambahkan bahwa bukti yang disodorkan, diabaikan.

Ressa bersama mantan peneliti dan penulis Rappler, Reynaldo Santos divonis pada Juni 2020 dalam kasus pencemaran nama baik dunia maya yang dibawa oleh seorang pengusaha atas sebuah artikel online pada tahun 2012 oleh Rappler yang mengaitkannya dengan kegiatan ilegal.

Pengadilan pada saat itu memutuskan Rappler, sebuah situs berita yang dikenal dengan jurnalisme investigasinya, tidak memberikan kesempatan kepada pengusaha itu untuk membantah tuduhan yang disebutkan dalam ceritanya, meskipun dia menghubungi Rappler untuk meminta bantuannya.

Ressa yang berwarga negara ganda AS-Filipina, adalah kepala Rappler, yang mendapatkan reputasi karena pelaporannya yang mendalam dan pengawasan ketat terhadap Presiden Rodrigo Duterte saat itu. Dia mengatakan kasus itu adalah upaya untuk melecehkannya.

Ressa dan Rappler telah berjuang dalam berbagai pertempuran hukum, termasuk dugaan pelanggaran pajak dan pelanggaran aturan kepemilikan asing di media domestik.

"Kampanye pelecehan dan intimidasi yang sedang berlangsung terhadap saya dan Rappler terus berlanjut, dan sistem hukum Filipina tidak cukup untuk menghentikannya," kata Ressa dalam sebuah pernyataan setelah kehilangan bandingnya.

Nasib Ressa, yang dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian bersama jurnalis Rusia Dmitry Muratov pada tahun 2021, telah meningkatkan kesadaran internasional tentang perlakuan media di Filipina, yang merupakan salah satu tempat paling berbahaya di Asia bagi jurnalis.

FOLLOW US