• Kabar Pertanian

Kementan: Indonesia Tanah Surgawi, Kita Harus Bermimpi Besar

Agus Mughni Muttaqin | Sabtu, 08/10/2022 18:17 WIB
Kementan: Indonesia Tanah Surgawi, Kita Harus Bermimpi Besar Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengunjungi P4S Kebun Mimba. (Foto: Kementan)

BALI - Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak seluruh insan pertanian untuk mengawali aktivitas dengan mimpi. Mimpi itulah yang akan membuat target tercapai.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, Indonesia merupakan tanah surgawi, di mana airnya terus mengalir, mataharinya terus memberikan nutrisi untuk tumbuh-tumbuhan.

"Apapun yang kita tanam dan kembangkan di negeri ini, pasti tumbuh dengan baik. Oleh karenanya, kita harus bermimpi besar. Dari mimpi itulah kita akan gagas masa depan bangsa ini," kata Mentan SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi saat mengunjungi Kebun Mimba di Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (8/10/2022) mengatakan, berawal dari mimpi, maka target dalam sektor pertanian harus terus dicanangkan.

"Semua diawali dari mimpi, jika tidak ada mimpi maka tidak target. Kebun Mimba ini adalah terbangun dengan mimpi, dan sangat luar biasa hasilnya," kata Dedi Nursyamsi.

Menurutnya, untuk mewujudkan mimpi tersebut, insan pertanian harus mengembangkan kemampuan dan pengetahuan. Dedi menyempatkan dirinya menyambangi P4S di Bali saat kunjungan kerjanya. Setelah mendengarkan curahan hati para petani dan pemilik Kebun Mimba, pria asal Jawa Barat itu memberikan saran yang sangat tepat.

"Saran saya setelah berkembangnya pertanian di sini, kuasai juga nutrisi dan itu adalah hal mutlak, harus. Petani tidak boleh mengandalkan orang lain. Harus bisa mengembangkan pertanian dengan kemampuan sendiri," katanya.

Tidak itu saja, Dedi Nursyamsi mengatakan pembibitan juga hal penting. "Pembibitannya harus bagus. Karena itu menentukan kualitas tanaman. Pertahankan yang sudah baik, majukan yang terus ada target. Maka dari itu, mimpi melahirkan target. Tetap semangat," tutur Dedi yang langsung disambut tepuk tangan para petani.

Sementara pemilik P4S Kebun Mimba, I Wayan Mudita, mengaku sangat senang dengan kehadiran Dedi Nursyamsi. Kata dia, baru ini ada pejabat yang mau menyambangi P4S jauh di pelosok Bali ini.

"Saya terharu dan bangga. Ini baru pertama kali pejabat datang di tempat kami pak. Betul banget apa yang diutarakan bapak, bahwa semua ini dari mimpi. Kami tadinya usaha di pariwisata di labuan bajo, kami banting stir ke pertanian dan akhirnya sukses. Bahkan saat Corona melanda di Indonesia, kami justru naik pesat dan bisa menyumbang saudara saudara kita," kata I Wayan.

Pria yang biasa disapa Wayan itu menambahkan, saat ini pihaknya mengembangkan tanaman hidroponik. "Pengembangan terus kita lakukan. Namun tetap dengan mengedepankan tanaman hidroponik," katanya.

Kebun Mimba adalah pusat edukasi tanaman hidroponik di Bali. Tempat ini mengedepankan pertanian modern berbasis IoT.

Digitalisasi pertanian menurut Mudita mempermudah petani dalam mengembangkan sistem pertanian mereka. Teknologi IoT yang dikendalikan smartphone berguna untuk mengatur suhu, kelembaban, kadar air dan penyiraman berkala serta pemupukan organik cair.

Kebun Mimba dibangun di atas areal seluas 500 m². Saat ini, omsetnya berkisar antara Rp5 juta hingga Rp60 juta per bulan. Kebun Mimba tak hanya untuk komersial belaka, namun juga digunakan masyarakat sebagai wadah untuk menimba ilmu, termasuk dari kalangan pelajar dan mahasiswa yang melakukan penelitian.

Selain itu Kebun Mimba juga dijadikan salah satu tempat Program Magang P4S salah satu menjadi Pusat Pelatihan Pertanian Dan Perdesaan Swadaya Wilayah Program READSI di Provinsi Bali.

FOLLOW US