• Oase

Kenapa Mendahulukan Prasangka Baik?

Rizki Ramadhani | Rabu, 28/09/2022 07:22 WIB
Kenapa Mendahulukan Prasangka Baik? Ilustrasi persahabatan (FOTO: BBC)

Jakarta - Agama memerintahkan kita untuk mendahulukan prasangka baik (husnudzhan) terhadap orang lain, terlebih sesama muslim. Dengan demikian, maka keharmonisan hubungan dapat lebih terjaga dan terjalin dengan baik.

Hubungan ukhuwah islamiyah ini harus ditumbuhkan dan dipelihara melalui sikap dan sifat yang baik. Bahkan, Allah ﷻ memerintahkan kita berusaha sesuai kemampuan untuk mendamaikan orang yang sedang bersengketa.

Sebagaimana firman Allah ﷻ dalam surah Al-Hujurat (ke-49) ayat 10,

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat."

Banyak manfaat dari husnudzhan kepada orang lain, diantaranya adalah hubungan akan terjaga dengan baik. Keharmonisan hubungan persahabatan dan persaudaraan akan semakin kokoh dan nyaman.

Manfaat berikutnya, dapat merasakan kebahagiaan yang dicapai orang lain. Jiwa pun menjadi tenang dan terbebas dari iri hati, walaupun kita sendiri belum bisa mencapainya.

Pencapaian tersebut bukan hanya bentuk materi seperti rumah dan kendaraan. Namun dapat berupa prestasi seperti naik jabatan dan lulus ujian sekolah. Bahkan berbagai bentuk lainnya seperti dapat menunaikan ibadah haji.

Termasuk pula manfaat dari berbaik sangka adalah terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan orang lain. Sifat berbaik sangka kepada orang lain dapat menghindari menuduh tanpa dasar yang benar dan keburukan lainnya kepada orang lain. Terlebih jika orang tersebut belum terbukti kesalahannya.

Allah ﷻ berfirman dalam QS. Al-Hujurat [ke-49] ayat 6,

"Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu."

Apabila kita mendapatkan informasi negatif tentang sesuatu yang terkait dengan diri seseorang, apalagi seorang muslim, maka langkah terbaik dengan memeriksa (tabayyun) informasi tersebut terlebih dahulu. Sikap ini akan menjaga kita dari kekeliruan dan kezhaliman.

Hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, berkatalah yang baik, ataukah diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Sabda Rasulullah ﷺ di atas bahkan dipertegas melalui nasehat berharga yang patut kita ukir di dalam jiwa, yaitu atsar dari Al-faruq Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, “Janganlah kamu menyangka dengan satu katapun yang keluar dari seorang saudaramu yang mu’min kecuali dengan kebaikan yang engkau dapatkan bahwa kata-kata itu mengandung kebaikan.”

Semoga Allah ﷻ mudahkan kita untuk mampu mengamalkannya. (Kontributor : Dicky Dewata)

FOLLOW US