• News

Pengadilan Thailand akan Memutuskan Masa Jabatan PM Prayut pada 30 September

Yati Maulana | Kamis, 15/09/2022 02:02 WIB
Pengadilan Thailand akan Memutuskan Masa Jabatan PM Prayut pada 30 September Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-ocha. Foto: Reuters

JAKARTA - Mahkamah Konstitusi Thailand pada hari Rabu menetapkan 30 September sebagai tanggal untuk memberikan putusannya atas masa jabatan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha. Langkah ini untuk menentukan apakah ia telah melampaui batas delapan tahun sebagai perdana menteri.

Prayuth, yang merebut kekuasaan dalam kudeta 2014 sebelum secara resmi menjadi perdana menteri segera setelah itu, diskors sementara pengadilan mempertimbangkan kasus yang diajukan oleh partai oposisi Pheu Thai, yang berpendapat bahwa dia seharusnya meninggalkan jabatannya bulan lalu.

Mantan panglima militer itu masih aktif di jabatan menteri pertahanannya yang lain dan dapat kembali sebagai perdana menteri jika pengadilan memutuskan dia belum mencapai usia delapan tahun.

Wakilnya, Prawit Wongsuwan, menjabat sebagai perdana menteri sementara.

Prayuth, 68, tidak memberikan pendapat tentang kasus ini dan mengatakan dia akan menghormati hasilnya.

Pengadilan harus memutuskan apakah delapan tahun harus mencakup waktu Prayuth sebagai pemimpin administrasi militer yang dia lantik setelah menggulingkan pemerintah Pheu Thai.

Beberapa pendukungnya berpendapat delapan tahun harus dihitung setelah 2017, ketika konstitusi baru mulai berlaku, atau bahkan dari 2019, ketika pemilihan diadakan dan parlemen baru memilihnya untuk memimpin pemerintahan koalisi.

Anucha Burapachaisri, juru bicara pemerintah, mengatakan putusan itu akan menjadi kesempatan untuk kejelasan. "Saya mengimbau masyarakat untuk menunggu dan melihat dan menghormati hasilnya," tambahnya.

Masalah kepemilikan adalah salah satu dari banyak upaya oposisi untuk mencopot Prayuth dari jabatannya, termasuk empat mosi tidak percaya parlemen, kasus konflik kepentingan atas penggunaan kediaman militernya, dan protes yang dipimpin oleh pemuda selama berbulan-bulan yang menantang kepemimpinannya dan monarki.

Sebuah survei 2-4 Agustus terhadap 1.312 orang oleh Institut Nasional Administrasi Pembangunan menunjukkan hampir dua pertiga orang di Thailand ingin Prayuth meninggalkan kantor, sementara sepertiga ingin menunggu putusan pengadilan.

FOLLOW US