• Oase

Arti Bulan Muharram dalam Tahun Baru Islam

Rizki Ramadhani | Sabtu, 30/07/2022 09:25 WIB
Arti Bulan Muharram dalam Tahun Baru Islam Tahun Baru Islam 1 Muharram. (FOTO: HO/IST)

JAKARTA - Muharram telah tiba, bulan pertama pada tahun baru dalam kalender hijriyah. Tahun baru Islam atau hijriyah merupakan salah satu peristiwa penting bagi seluruh umat Muslim di dunia.

Dalam bahasa Arab, kata Muharram memiliki arti ‘terlarang’, sebab di bulan tersebut semua tindakan yang melanggar hukum dilarang, salah satunya adalah berperang.

Bulan Muharram merupakan bulan yang disucikan dalam Islam, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, “Satu tahun terdiri dari 12 bulan, empat diantaranya adalah bulan yang disucikan, tiga diantaranya berurutan; Zulqadah, Zulhijjah, Muharram, dan yang keempat adalah Rajab.” (HR. Bukhari Muslim).

Penetapan penanggalan hijriyah diprakarsai oleh khalifah Amirul Mukminin al-Faruq Umar bin Khattab Radhiallahu ‘Anhu setelah disetujui para sahabat lainnya Radhiyallahu ‘Anhu Ajma’in. Dengan alasan karena di bulan Muharram ini jamaah haji pulang, ini alasan dari sisi syariat.

Adapun dari sisi sosial-budaya, Muharam merupakan bulan yang dipilih oleh bangsa Arab untuk memulai tahun-tahun mereka sebelum Islam datang, sehingga mereka telah terbiasa dengan keadaan ini. Setelah Islam datang, Rasulullah SAW mengukuhkannya dengan menyebut bulan ini bulan Allah (Syahrullah).

Al-Hasan al-Bashri Rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya Allah membuka tahun dengan bulan haram. Dan tidak ada bulan setelah bulan Ramadan yang lebih mulia di sisi Allah melebih bulan Muharram. Bulan ini dinamai dengan bulan Allah karena saking besar kemuliaannya.” (al-Mausu’ah al-Arabiyah al-Amaliyah, Hal: 2).

Penetapan awal kalender hijriyah pada 1 Muharram bertepatan dengan hijrahnya Nabi Muhammad SAW dan tahun itu disebut juga dengan tahun izin, maksudnya diijinkannya Rasulullah SAW dan para sahabatnya Radhiyallahu ‘Anhu Ajma’in untuk hijrah dari Mekah ke Madinah.

Banyak terdapat peristiwa penting dalam syariat maupun sejarah pada bulan Muharram ini, diantara peristiwa penting secara syariat adalah dianjurkannya puasa 10 Muharram.

Dari Abdullah bin Abbas Radhiallahu ‘Anhuma, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam tiba di Madinah. Lalu beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura (10 Muharram). Beliau bertanya, ‘Mengapa demikian?’ Mereka menjawab, ‘Ini adalah hari baik. Hari dimana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka. Lalu Musa pun berpuasa di hari tersebut’. Nabi berkata, ‘Aku lebih berhak terhadap Musa dibanding kalian’. Rasulullah berpuasa dan memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa di hari itu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Adapun peristiwa penting dalam catatan sejarah yang terjadi di bulan Muharram, diantaranya adalah datangnya Abrahah al-Asyram dengan pasukan gajahnya di Kota Mekah untuk merobohkan Ka’bah. Di bulan ini juga kiblat kaum muslimin yang pada masa awal di Baitul Maqdis kemudian berpindah di Baitullah (Ka’bah) yang terjadi sekitar 16 atau 17 bulan setelah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam hijrah ke Madinah.

Peristiwa penting lainnya pula, pada masa kekhalifahan Umar Radhiallahu ‘Anhu, kaum muslimin berhasil menguasai Bashrah yang merupakan kota penting di Irak pada tahun 14 H. Kemudian, pasukan muslimin yang dipimpin Amr bin al-Ash Radhiallahu ‘Anhu berhasil menaklukkan Mesir pada tahun 20 H. Berikutnya pada bulan Muharram, syahidnya Husein bin Ali Radhiallahu ‘Anhuma, cucu Nabi SAW di Karbala.

Di bulan ini pun,  Allah SWT menyelamatkan Nabi Nuh AS dari banjir besar. Diangkatnya Nabi Idris AS ke langit keempat. Padamnya api Namrud pada masa Nabi Ibrahim AS. Nabi Ya’qub AS dipertemukan kembali dengan putranya, Nabi Yusuf ‘alaihissalam.

Pada bulan Muharram ini, diterimanya taubat Nabi Daud AS dan dijadikan pemimpin di bumi. Dikembalikannya kekuasaan Nabi Sulaiman AS. Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa AS dan kaumnya dari Firaun beserta bala tentaranya. Nabi Isa AS diangkat ke langit.

Semoga umat muslim dapat semakin meningkatkan ketakwaan dan ibadah kepada Allah SWT pada tahun ini hingga datangnya hari yang dijanjikan kelak. (Kontributor : Dicky Dewata)

FOLLOW US