• Oase

Kisah Menawan Nabi Ibrahim `Alaihissalam, Bapaknya Para Nabi

Rizki Ramadhani | Selasa, 05/07/2022 07:23 WIB
Kisah Menawan Nabi Ibrahim `Alaihissalam, Bapaknya Para Nabi IIustrasi (foto:fajar)

JAKARTA - Jumlah seluruh Nabi dan Rasul sangat banyak. Ada dari mereka yang Allah SWT kisahkan kabarnya kepada kita dan ada yang tidak karena suatu hikmah yang besar dari Allah Jalla Wa ‘Ala. Yang luar biasa, seluruh Nabi dan Rasul yang banyak tersebut, semuanya mendakwahkan tauhid sebagai inti dakwahnya. Sedangkan nama-nama Nabi yang disebutkan di dalam Al-Qur’an berjumlah 25 orang, diantaranya adalah Nabi Ibrahim `Alaihissalam.

Nabi Ibrahim adalah putra pertama Azar dari tiga bersaudara, keturunan Sam bin Nuh. Ayahnya seorang tukang pembuat patung yang dijadikan sesembahan pengikut Raja Namrud. Sarah adalah istri Nabi Ibrahim `Alaihissalam, ia mengetahui keadaan suaminya merupakan keturunan yang baik, maka Sarah yang mandul tersebut memberikan Hajar agar dinikahi Nabi yang akan diberi pakaian pertama kali pada hari Kiamat itu dengan harapan mendapat keturunan yang saleh. Maka Nabi Ibrahim menikahi Hajar dan lahirlah Ismail, sehingga Nabi Ibrahim sangat senang karena telah lama nenanti memiliki keturunan.

Selanjutnya, Nabi Ibrahim membawa istrinya Hajar dan anaknya, Ismail kecil ke Mekah atas perintah Allah Subhanahu wa Ta`ala. Menurut hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari bahwa di tempat itu terdapat sebatang pohon kayu, dan di bawah pohon itulah nabi Ibrahim dan keluarganya berteduh dan melepaskan lelah dari perjalanan yang jauh, dari Kan`an (Palestina sekarang) sampai ke Mekah sekarang ini.

Ketika Nabi Ibrahim akan kembali ke Kan`an menemui istrinya Sarah, dan meninggalkan istrinya Hajar dan putranya Ismail yang masih kecil di tengah-tengah padang pasir Mekah yang tandus, tanpa ditemani oleh seorang manusia pun dan tanpa bekal untuk keluarganya yang ditinggalkan, beliau `Alaihissalam berdoa, “Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim [14] : 37).

Suatu hari, Nabi Ibrahim `Alaihissalam didatangani beberapa tamu yang terdiri dari para malaikat dalam wujud manusia, maka Nabi yang diberi julukan Abu ad-Duyuf atau bapaknya para tamu segera menyiapkan hidangan, tetapi mereka tidak mau menyentuhnya dan menjelaskan bahwa mereka adalah malaikat yang datang untuk mengabarkan kepada Nabi Ibrahim tentang kelahiran anaknya kelak dari istrinya Sarah, yaitu Ishaq, yang kemudian menjadi cikal bakal bani Israil.

Suatu hari Nabi Ibrahim `alaihissalam bermimpi menyembelih Ismail, putranya. Lalu mimpinya tersebut disampaikan kepada anaknya. Meskipun begitu berat ujian Allah SWT kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, namun mereka siap menghadapinya karena taat kepada Allah SWT.

Saat Nabi Ibrahim `Alaihissalam sudah membaringkan Nabi Ismail untuk menyembelih putranya, malaikat datang membawa domba yang besar untuk menebus Nabi Ismail. Dari peristiwa itulah adanya pensyariatan kurban pada hari raya Idul Adha.

Telah lama berselang waktu sejak peristiwa kurban, nabi Ibrahim `Alaihissalam pergi ke Mekah untuk menemui Hajar dan Ismail. Dalam kunjungan tersebut, Nabi Ismail membantu ayahnya meninggikan pondasi Baitullah. Setelah selesai membangun, keduanya berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta`ala agar menerima amal mereka.

Nabi Ibrahim `Alaihissalam disebut sebagai bapaknya para nabi (Abul Anbiya), karena dari Nabi Ibrahim lahir banyak nabi yang menjadi pemimpin umat. Dari keturunan Nabi Ibrahim `Alaihissalam, telah terlahir dua orang Nabi yaitu Nabi Ismail `alaihissalam dan Nabi Ishak `alaihissalam.

Dari Nabi Ishak lahir Nabi Yakub `Alaihissalam dan dari Yakub lahir Nabi Yusuf `Alaihissalam. Sedangkan dari keturunan Nabi Ismail, lahirlah Nabi Muhammad Shallallahu `Alaihi Wa Sallam sebagai khatamul anbiya war mursalin, yang menjadi nabi terakhir atau penutup para Nabi.

Demikianlah sepenggal kisah Nabi Ibrahim `alaihissalam yang termasuk rasul ulul `azmi, bahkan Nabi yang disebut khalilullah atau kekasih Allah Subhanahu wa Ta`ala ini merupakan rasul yang paling utama setelah Nabi Muhammad Shallallahu `Alaihi Wa Sallam. Oleh karena itu, umat muslim diperintahkan bershalawat kepadanya, seperti dalam tasyhhud dan dapat mencontoh dari mutiara teladan Nabi Ibrahim `Alaihissalam. (Kontributor : Dicky Dewata)

Keywords :

FOLLOW US