• Oase

Cobaan Sang Ahli Ibadah Juraij Kala Abaikan Panggilan Ibunya

Rizki Ramadhani | Sabtu, 25/06/2022 08:05 WIB
Cobaan Sang Ahli Ibadah Juraij Kala Abaikan Panggilan Ibunya Ilustrasi seorang ibu bersedih (foto:islampos)

JAKARTA - Seorang anak harus menjauhi perbuatan durhaka kepada orang tuanya, sebagaimana kisah Juraij ini dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Salam dalam Kitab Al Adabul Mufrad yang dapat diperoleh banyak mutiara faedahnya.

Juraij adalah seorang rahib di kalangan bani Israil yang tinggal di rumah peribadatannya di wilayah dataran tinggi daerah pegunungan.

Pada suatu hari, Juraij yang sedang melaksanakan salat sunah didatangi ibunya untuk bertemu. Juraij sempat bimbang memilih antara harus memenuhi panggilan ibunya atau meneruskan salatnya, akhirnya dia putuskan untuk mengutamakan salat sunahnya tersebut.

Demikian terjadi hingga ketiga kalinya dan Juraij tetap mengutamakan ibadah sunahnya itu. Ibunya yang menyadari bahwa panggilannya diabaikan, segera pergi meninggalkan Juraij, namun sebelumnya berdoa agar Juraij kelak dipertontonkan di depan para pelacur dalam hidupnya ini.

Di sisi lain, terdapat seorang penggembala yang menggembalakan sapinya di lereng gunung tempat peribadatannya dan seorang wanita dari suatu desa menemui penggembala itu untuk berbuat mesum dengannya.

Seiring waktu, sang wanita melahirkan seorang bayi hasil dari zina itu. Wanita tersebut segera dibawa menghadap raja. Raja pun menanyakan duduk perkaranya kepada sang wanita.

Dari jawaban kesaksian wanita itulah didapat keterangan bahwa bayi itu hasil hubungan zina dengan Juraij yang tinggal di tempat peribadatan di wilayah dataran tinggi daerah pegunungan. Raja mengeluarkan titahnya untuk menghancurkan rumah peribadatan Juraij dan menghadirkan di persidangannya.

Orang-orang lalu menghancurkan tempat peribadatannya dengan kapak sampai rata dan mengikatkan tangan sang rahib di lehernya dengan tali lalu dibawa menghadap raja melewati jalan yang terdapat para pelacur yang melihat Juraij sedang tersenyum berada di antara kerumunan manusia.

Setiba di hadapan persidangan, Raja menguraikan dakwaan terhadapnya dan wanita itu menegaskan kembali kesaksiannya. Juraij menghampiri bayi yang berada di pangkuan sang wanita dan bertanya kepada bayi itu perihal siapa ayah dari sang bayi. Atas kuasa Allah ﷻ, bayi itu menjawab dengan lugasnya bahwa ayahnya adalah si penggembala sapi.

Raja yang sudah mengerti perihal yang sebenarnya, menawarkan untuk membangun kembali rumah ibadah yang telah hancur itu dengan bahan dari emas atau perak. Sambil tersenyum, Rahib yang zuhud itu menolak tawaran dari Raja dan hanya ingin dibangunkan seperti sedia kala.

Akhirnya, Juraij paham itu semua terjadi karena do’a ibunya yang dikabulkan. Kemudian Juraij pun memberitahukan hal itu kepada Raja dan halayak ramai. Seharusnya lebih mengutamakan ibadah wajib dengan menjawab panggilan ibunya dibanding ibadah sunah berupa melanjutkan salat sunahnya.

Semoga Allah ﷻ menjadikan kaum muslim sebagai orang yang berilmu dalam setiap ibadah yang dilakukan dan dijadikan anak yang shaleh. (Kontributor : Dicky Dewata)

FOLLOW US