• News

PBB Terkejut Rusia Lancarkan Serangan Saat Mereka Berkunjung ke Kyiv

Tri Umardini | Jum'at, 29/04/2022 16:40 WIB
PBB Terkejut Rusia Lancarkan Serangan Saat Mereka Berkunjung ke Kyiv Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengunjungi kota Irpin di luar Kyiv. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tak menyangka Rusia melancarkan serangan saat mereka kunjungi Ukraina. (FOTO: AL JAZEERA)

JAKARTA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkejut dengan tindakan Rusia melancarkan serangan ke Kyiv saat mereka tengah mengunjungi Ukraina, Kamis (28/4/2022).

Kunjungan tersebut untuk membantu evakuasi puluhan ribu warga sipil yang terperangkap dalam "bahaya mematikan".

Sekretaris Jenderal Antonio Guterres merasa terkejut dengan serangan tersebut lantaran sangat dekat.  

"Ini adalah zona perang tetapi mengejutkan bahwa itu terjadi di dekat kita," kata Saviano Abreu, juru bicara kantor kemanusiaan PBB, tanpa mengatakan seberapa dekat mereka dengan titik dampak.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengecam serangan Rusia di dekat sekretaris jenderal PBB.

Guterres bertemu dengan Zelenskyy setelah pembicaraan dengan Presiden Vladimir Putin pada hari Selasa (26/4/22) ketika pemimpin Rusia itu "pada prinsipnya" setuju dengan keterlibatan PBB dan Komite Internasional untuk Palang Merah (ICRC) dalam mengevakuasi pabrik Azovstal.

Guterres mengatakan diskusi intensif terus berlanjut untuk memungkinkan evakuasi pabrik baja tempat para pejuang dan warga sipil bersembunyi di kota Mariupol, Ukraina tenggara.

Dewan kota Mariupol mengatakan sekitar 100.000 penduduk di seluruh kota "dalam bahaya maut" karena penembakan Rusia dan kondisi tidak sehat, dan menggambarkan kekurangan air minum dan makanan.

Rusia mencegah pejuang Ukraina yang terluka dievakuasi dari pabrik baja, kata gubernur setempat.

"Mereka ingin menggunakan kesempatan untuk menangkap para pembela Mariupol, salah satu elemen utama di antaranya adalah ... resimen Azov ," Gubernur Donbas Pavlo Kyrylenko mengatakan dalam sebuah pengarahan yang dikutip oleh TribunKaltim.co dalam berita aljazeera.

Oleh karena itu, pihak Rusia tidak menyetujui tindakan evakuasi apa pun terkait pasukan yang terluka.

Pada 21 April, hampir dua bulan setelah pengepungan kota pelabuhan strategis, Rusia menyatakan kemenangan di Mariupol meskipun pasukan Ukraina yang tersisa bertahan di kompleks bawah tanah yang luas di bawah Azovstal, tempat warga sipil juga berlindung.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengecam dengan marah setelah serangan Rusia di Kyiv.

“Dengan tindakan barbarisme keji ini, Rusia sekali lagi menunjukkan sikapnya terhadap Ukraina, Eropa, dan dunia,” kata Kuleba di Twitter.

Rusia menggebrak target dari hampir satu ujung Ukraina ke ujung lainnya pada hari Kamis (28/4/22).

Ledakan dilaporkan terjadi di seluruh negeri, di Polinne di barat negara itu, Chernihiv dekat perbatasan dengan Belarus, dan di Fastiv, pusat kereta api besar di barat daya ibu kota.

Walikota Odesa di Ukraina selatan mengatakan roket dicegat oleh pertahanan udara. (*)

FOLLOW US