Ilustrasi Mudik (foto : viva)
JAKARTA - Jalur pantura dan jalur darat lainnya yang biasa dilalui kendaraan saat mudik mulai terlihat ramai. Pemandangan yang sama terjadi pula di berbagai terminal bus, pelabuhan laut dan transportasi udara dimana para musafir ramai memadati.
Para musafir yang sedang melakukan perjalanan mudik atau saat safar, dianjurkan untuk mengikuti tuntunan syariat agar memperoleh keselamatan dan juga keberkahan.
Saat menaikkan kaki di atas kendaraan, hendaknya seorang musafir membaca Bismillah sebanyak tiga kali. Setelah sudah berada di atas kendaraan, mengucapkan Alhamdulillah sebanyak tiga kali, dilanjutkan mengucapkan Allahu Akbar sebanyak tiga kali. Setelah itu membaca dzikir yang diajarkan Rasulullah SAW, terdapat dalam HR. At Tirmidzi, dari ‘Ali bin Abi Thalib :
Subhaanaka inni qod zholamtu nafsii, faghfirlii fa-innahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta (Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku telah menzholimi diriku sendiri, maka ampunilah aku karena tidak ada yang mengampuni dosa-dosa selain Engkau).
Jika musafir sudah berada di atas kendaraan untuk melakukan perjalanan, hendaklah mengucapkan Allahu akbar sebanyak tiga kali kemudian berdoa meminta keselamatan. Dalam perjalanan, hendaknya musafir membaca dzikir bertasbih “subhanallah” ketika melewati jalan menurun dan bertakbir “Allahu akbar” ketika melewati jalan mendaki. Hendaklah seorang musafir memperbanyak do’a ketika dalam perjalanan karena do’a seorang musafir adalah salah satu do’a yang mustajab (terkabulkan).
Ketika musafir singgah di suatu tempat disunahkan memanjatkan doa memohon perlindungan agar tidak ada apapun yang akan membahayakannya sampai musafir tersebut pergi dari tempat itu.
Musafir disunahkan mengucapkan Bismillah jika kendaraan rusak atau mogok secara tiba-tiba agar setan akan semakin kecil sampai-sampai dia akan seperti lalat, dan jangan menjelek-jelekkannya karena dia akan semakin besar kepala.
Bukan itu saja, musafir harus senantiasa memanfaatkan waktunya selama perjalanan dengan berdzikir dan berdoa, serta menjauhkan dari segala yang dilarang dan dibenci Allah SWT.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika bersafar dan bertemu dengan waktu sahur, beliau mengucapkan,
“Samma’a saami’un bi hamdillahi wa husni balaa-ihi ‘alainaa. Robbanaa shohibnaa wa afdhil ‘alainaa ‘aa-idzan billahi minan naar (Semoga ada yang memperdengarkan pujian kami kepada Allah atas nikmat dan cobaan-Nya yang baik bagi kami. Wahai Rabb kami, peliharalah kami dan berilah karunia kepada kami dengan berlindung kepada Allah dari api neraka).” (HR. Muslim no. 2718).
Semoga perjalanan kita senantiasa diridhoi dan diberkahi Allah Ta’ala, baik perjalanan di saat safar mudik maupun perjalanan mengisi hidup di dunia ini hingga tiba waktunya kelak. (Kontributor : Dicky Dewata)