• Bisnis

Targetkan Rp100 Triliun, Pemerintah Sasar Generasi Milenial dan Z Terbitkan SBN Ritel di 2022

Tri Umardini | Jum'at, 25/03/2022 09:37 WIB
Targetkan Rp100 Triliun, Pemerintah Sasar Generasi Milenial dan Z Terbitkan SBN Ritel di 2022 ilustrasi milenial berinvestasi. Targetkan Rp 100 Triliun, Pemerintah Sasar Generasi Milenial & Z Terbitkan SBN Ritel di 2022. FOTO: SHUTTERSTOCK

JAKARTA - Pemerintah cukup optimistis dengan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel tahun ini.

Bahkan, pemerintah menetapkan target penerbitan instrumen ritel itu hingga Rp100 triliun tahun ini.

Generasi Milenial dan Generasi Z menjadi target dari penerbitan obligasi dan surat berharga ritel ini.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan, pemerintah akan menerbitkan tujuh seri Surat Berharga Negara (SBN) Ritel.

Yakni Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri ORI021, dengan masa penawaran pada 24 Januari hingga 17 Februari 2022.

Lalu, Sukuk Negara Ritel (SR) seri SR016, dengan masa penawaran pada 25 Februari hingga 16 Maret 2022. Cash Waqaf Linked Sukuk (CWLS) seri SWR003, dengan masa penawaran pada 1 April hingga 2 Juni 2022.

Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR011, dengan masa penawaran pada 23 Mei hingga 16 Juni 2022.

Kelima, Sukuk Negara Ritel (SR) seri SR017, dengan masa penawaran pada 19 Agustus hingga 14 September 2022.

Keenam, Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri ORI022 dengan masa penawaran pada 26 September hingga 20 Oktober 2022.

Terakhir, Sukuk Tabungan (ST) seri ST009 dengan masa penawaran pada 28 Oktober hingga 16 November 2022.

Besarnya target penerbitan SBN Ritel tersebut dengan melihat target dan realisasi tahun lalu.

Apabila minat masyarakat meningkat, maka target bisa ditingkatkan di atas Rp100 triliun. Namun, hal ini tetap harus disesuaikan dengan pengelolaan keuangan negara.

Minat Investor Besar

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana mengatakan, sampai akhir tahun, minat investor terhadap SBN Ritel dinilai masih akan besar. Kondisi likuiditas investor yang cukup baik disebut menjadi katalis positif tingginya tingkat serapan SBN ritel tahun ini.

"Likuiditas ritel masih baik, hal ini tercermin dari jumlah tabungan di atas Rp2 miliar di perbankan yang juga masih selalu tumbuh setiap bulan," kata Fikri.

Selain itu, investor saat ini cenderung mencari keuntungan investasi dengan risiko yang relatif lebih terjaga.

Hal tersebut bisa didapatkan dari imbal hasil SBN Ritel yang lebih tinggi dibandingkan dengan deposito. Bila melihat sikap The Fed maupun BI, kemungkinan jika The Fed menaikkan suku bunga, yield SBN Indonesia juga akan naik.

Faktor lainnya yang membuat investasi di SBN Ritel lebih menarik adalah penurunan pajak penghasilan (PPh) untuk bunga obligasi yang sudah mencapai 10 persen.

Literasi keuangan yang semakin membaik juga mendukung penyerapan SBN Ritel secara optimal.

"Jadi saya pikir beberapa faktor ini bisa menjadi pendorong investor ritel untuk menambah kepemilikan di SBN," ujar Fikri.

Di sisi lain, Fikri melihat investor juga masih bersikap wait and see seiring dengan adanya potensi peningkatan suku bunga dan inflasi AS.

Kondisi ini akan memicu pelemahan rupiah sehingga surat utang Indonesia tidak akan menarik lagi di mata investor.

"Secara keseluruhan serapan SBN Ritel di tahun 2022 bisa naik tapi masih terbatas," ungkap Fikri. (*)

FOLLOW US