JAKARTA - Sebuah restoran Prancis bernama Maison de la Poutine menjadi sasaran seruan dan hinaan akhir pekan lalu oleh orang-orang yang tampaknya mengacaukan nama hidangan khasnya, poutine, dengan nama Presiden Rusia Vladimir Putin.

Poutine, hidangan nasional Kanada, terdiri dari kentang goreng dengan saus dan dadih keju, telah menjadi korban yang tidak mungkin dalam kemarahan orang-orang terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

"Hidangan kami lahir di Quebec pada 1950-an, dan cerita asal-usulnya sangat beragam. Tapi satu hal yang pasti: Poutine dibuat oleh koki yang bersemangat yang ingin membawa kegembiraan dan kenyamanan bagi pelanggan mereka," bunyi tweet restoran itu.

Kekeliruan itu kemungkinan dipicu oleh ejaan Prancis atas nama pemimpin Rusia itu, seperti yang terlihat dalam cuitan baru-baru ini oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron di mana ia menggambarkan percakapan dengan "Président Poutine."

Orang-orang dengan cepat turun tangan ke Twitter untuk mengekspresikan absurditas dari campur-baur itu.

Seorang pengguna berkata, "Teman-teman, tolong berhenti membingungkan Putin dan poutine. Salah satunya adalah campuran bahan-bahan berminyak, kental, dan beku yang berbahaya dan tidak sehat, yang lainnya adalah makanan yang lezat."

"Tolong untuk cinta semua yang ada di Kanada," tweet yang lain, "#Poutine adalah kentang goreng dengan saus dan keju, bukan pemimpin Rusia."

Orang-orang di seluruh dunia telah mengganti nama barang-barang Rusia untuk menunjukkan solidaritas dengan Ukraina. Di Inggris, jaringan supermarket Sainsbury`s mengganti nama ayamnya dari Ayam Kiev Dish menjadi Chicken Kyiv, ejaan Ukraina, bukan ejaan Rusia.

Di Amerika Serikat, beberapa bar dan restoran telah mengganti nama koktail keledai Moskow menjadi keledai Kyiv, sementara yang lain mulai mengganti nama Rusia Putih dan Hitam, menyebut koktail sebagai Ukraina Putih dan Hitam.