• News

Asal Usul 21 Februari Jadi Hari Bahasa Ibu Dunia?

Tri Umardini | Senin, 21/02/2022 14:01 WIB
Asal Usul 21 Februari Jadi Hari Bahasa Ibu Dunia? Hari Bahasa Ibu Internasional. FOTO: E-TRANSLATION SERVICES

JAKARTA - Hari Bahasa Ibu Internasional atau International Mother Language Day diperingati saban 21 Februari.

Setiap orang tentunya tidak asing lagi dengan yang namanya bahasa, di mana bahasa merupakan hal yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Mungkin banyak yang belum tahu bahwa 21 Februari adalah peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional.

Dikutip katakini.com dari berbagai sumber, peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional telah dilaksanakan sejak tahun 1999 dan ditetapkan oleh UNESCO.

Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional bertujuan sebagai pengingat karena bahasa ibu adalah hal penting dalam kehidupan dan multilingualisme untuk pembangunan negara secara berkelanjutan.

Peringatan ini juga diadakan sebagai salah satu penghormatan bagi keberadaan bahasa ibu di seluruh dunia.

Tanggal tersebut dipilih sebagai peringatan akan peristiwa protes besar-besaran yang terjadi di Bangladesh pada tanggal 21 Februari 1952.

Protes itu diawali oleh keputusan Mohammed Ali Jinnah selaku Gubernur Jenderal Pakistan saat itu yang mendeklarasikan bahasa Urdu sebagai bahasa resmi Pakistan.

Masyarakat Pakistan Timur (yang kini menjadi negara Bangladesh) tak terima dengan keputusan sepihak tersebut.

Menurut mereka, bahasa Urdu bukanlah bahasa asli warga Pakistan Timur, melainkan bahasa Bangla.

Keputusan sepihak dari Pemerintah pada saat itu membuat gelombang protes dari warga dan mahasiswa Pakistan Timur bermula dan mereka menuntut agar Bahasa Bangla juga dijadikan bahasa resmi.

Pada 21 Februari 1952, masyarakat Bangladesh mengadakan protes ke pemerintah Pakistan akibat peminggiran bahasa Bengal.

Aksi tersebut menimbulkan sejumlah mahasiswa tewas dan menjadi korban kekerasan oleh aparat setempat.

Gerakan tersebut juga menyebabkan terjadinya pemberontakan besar-besaran selama beberapa tahun kemudian.

Akhirnya, kemenangan berada di pihak Pakistan Timur yang memutuskan untuk membebaskan diri dari Pakistan dan mendirikan negara Bangladesh pada tahun 1971.

Kemudian Radiqul Islam selaku salah satu kerabat dari korban meninggal pasca kerusuhan memberikan masukan diadakannya Hari Bahasa Ibu kepada Sekjen PBB saat itu, Kofi Anan.

Usulan tersebut ternyata diterima dan akhirnya Hari Bahasa Ibu internasional mulai diperingati sejak tanggal 21 Februari 1999.

Peringatan ini sekaligus sebagai selain untuk mempertahankan eksistensi bahasa lokal, juga sekaligus menjadi pengingat bagi setiap orang tentang budaya dan asal usulnya.

Selama lebih dari 20 tahun peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional dilaksanakan dengan tujuan untuk melestarikan keanekaragaman bahasa dan mempromosikan pendidikan multibahasa berbasis bahasa ibu.

Keanekaragaman bahasa semakin terancam karena semakin banyak bahasa yang hilang seiring berjalannya waktu.

Rata-rata, setiap dua minggu satu bahasa menghilang dengan mengambil seluruh warisan budaya dan intelektual.

Bangsa yang besar merupakan bangsa yang menghargai sejarah bangsanya dan masyarakat yang besar adalah masyarakat yang dapat menghargai kebudayaan sendiri.

Menghargai kebudayaan menjadi bagian dari sebuah upaya melestarikan dan membuat suatu bangsa sebagai bangsa yang besar dan maju. (*)

FOLLOW US