• News

Ribuan Biksu Tuntut Permintaan Maaf Presiden Korea Selatan

Ariyan Rastya | Sabtu, 22/01/2022 06:07 WIB
Ribuan Biksu Tuntut Permintaan Maaf Presiden Korea Selatan Biksu Buddha berkumpul di Jogyesa, kuil utama dari sekte Buddha terbesar di Korea Selatan Jogye Order, untuk berpartisipasi dalam protes menentang diskriminasi agama pada hari Jumat. (Foto: The Korea Herald)

JAKARTA - Ribuan biksu Buddha dari seluruh negara berkumpul di Seoul pada hari Jumat 21/1/2022 untuk memprotes "Deskriminasi agama" yang mereka klaim dalam pemerintahan Moon Jae-in.

Sekitar sebanyak 5.000 biksu menuntut permintaan maaf dari Presiden Moon Jae-in atas "bias dan diskriminasi agama" selama protes yang berlangsung di Jogyesa, kuil utama sekte Buddha terbesar di Korea Selatan, Ordo Jogye.

Mereka juga menyerukan pengenalan undang-undang dan langkah-langkah baru untuk mencegah diskriminasi agama lebih lanjut terhadap agama Buddha dan keduanya melestarikan dan mengakui tradisi kepercayaan Korea yang kaya.

“Seharusnya pemerintah melestarikan warisan budaya kita, tapi sekarang malah berani mengobarkan konflik agama dan menggusur tanggung jawab,” kata Ven. Wonhaeng selaku kepala Ordo Jogye.

Ini adalah protes pertama sebesar ini sejak tahun 1994, ketika para biarawan dari Ordo Jogye berkumpul untuk melakukan rapat umum berskala besar, yang disebut “Konvensi Nasional Para Biksu”, untuk menuntut reformasi sekte tersebut.

Dilansir dari The Korea Herald, Konflik baru-baru ini antara ordo Jogye dan pemerintahan saat ini telah berkembang sejak awal kepresidenan Moon, dengan ordo Jogye dan sekte lain mengeluh bahwa kebijakan pemerintah baru-baru ini telah mendiskriminasi mereka.

Ketidakpuasan mereka memuncak pada bulan Oktober tahun lalu, ketika seorang anggota parlemen dari Partai Demokrat, Jung Chung-rae mengklaim bahwa kuil Buddha mengeksploitasi biaya masuk yang dibayarkan oleh pengunjung ke taman nasional.

Hwang Hee, Menteri Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata, mencoba menyampaikan pesan untuk mendukung perjuangan para biksu melalui video yang direkam sebelumnya yang ditampilkan pada protes, yang kemudian dipotong atas permintaan para biksu.

Hwang dan beberapa sekte Buddha di negara itu telah berkonflik sejak kampanye promosi lagu Natal kementerian bulan lalu, yang dikutuk Ordo Jogye sebagai "promosi eksplisit agama tertentu oleh pemerintah."

 

FOLLOW US