• News

Peneliti Temukan Gen Pelindung dari Covid-19 Agar Tak Parah

Yahya Sukamdani | Selasa, 18/01/2022 04:13 WIB
Peneliti Temukan Gen Pelindung dari Covid-19 Agar Tak Parah Corona desease. Foto: who

JAKARTA - Para peneliti telah menemukan varian gen spesifik yang diklaim bisa memberikan perlindungan agar seseorang yang terpapara Covid-19 tidak sampai parah. Temuan itu dapat mengarah pada terobosan baru dalam memerangi virus Covid-19.

Sebagaimana dilansir republika.co.id, Senin (17/1/2022), sejak lama, para ilmuwan berupaya memeriksa bagaimana genetika pasien mempengaruhi tingkat keparahan infeksi SARS-CoV-2.

Peneliti mengungkap faktor-faktor warisan yang tampaknya melindungi orang atau sebagai alternatif mempengaruhi manifestasi parah dari penyakit yang dihasilkan.

Sekarang upaya itu tampaknya telah menemukan petunjuk baru yang menjanjikan. Peneliti juga mengacu temuan akhir 2020 yang mengungkapkan banyak genetik terkait dengan kasus Covid-19 mengancam jiwa. Kini tim peneliti internasional telah mengidentifikasi varian gen spesifik yang dapat memberikan perlindungan dari penyakit kritis.

Pada 2020, analisis data genetik yang terutama diperoleh dari orang-orang Eropa menemukan bahwa lokus varian genetik dalam kluster gen OAS1/2/3 dikaitkan dengan beberapa mekanisme antivirus. Varian ini memberikan pengurangan risiko sekitar 23 persen menjadi sakit kritis dalam kasus infeksi SARS-CoV-2. Hal itu di samping faktor lain yang terkait dengan kerentanan virus.

Meski demikian, belum jelas apa yang ada pada DNA warisan Neanderthal sehingga mampu mendorong peningkatan perlindungan terhadap virus corona. Hal itu berarti gen atau gen penyebab masih harus diidentifikasi bahkan sampai sekarang.

Dalam sebuah studi baru, para peneliti membandingkan informasi dari orang-orang dari keturunan yang berbeda. Tim melihat kumpulan data genetik orang-orang dari garis keturunan Afrika dan Eropa.

Tujuan para ilmuwan adalah untuk melihat apakah mereka dapat mempersempit pencarian lebih jauh dalam kluster OAS1/2/3 dan menentukan sinyal pelindung yang sama pada haplotipe orang Afrika yang relatif lebih pendek. Itu tidak membawa gelombang rumit Neanderthal dan Denisovan yang sama. Gen dalam DNA mereka sendiri, yang membuat mengidentifikasi varian penyebab berpotensi jauh lebih bermasalah.

Pendekatan itu berhasil. Dalam analisis terhadap 2.787 kasus Covid-19 di samping data genetik 130.997 individu keturunan Afrika, para peneliti mengidentifikasi alel dalam gen rs10774671 yang memberikan perlindungan terhadap rawat inap Covid-19 pada individu keturunan Afrika. Itu sesuai dengan apa yang telah dilihat sebelumnya di Eropa.

“Fakta bahwa individu keturunan Afrika memiliki perlindungan yang sama memungkinkan kami untuk mengidentifikasi varian unik dalam DNA yang sebenarnya melindungi dari infeksi Covid-19,” kata penulis pertama dan peneliti genomik Jennifer Huffman dari VA Boston Healthcare System, seperti dilansit dari Science Alert, Senin (17/1/2022).

Varian yang dimaksud atau disebut rs10774671 G, memberikan perlindungan terhadap keparahan Covid-19 secara independen dari alel terkait lainnya pada populasi non-Afrika. Menurut para peneliti, analisis mereka menunjukkan kemungkinan itu adalah satu-satunya varian kausal di balik efek perlindungan.

Nenek moyang Afrika biasanya tidak menampilkan haplotipe Neanderthal. Tidak seperti populasi Eropa, yang mengadopsi gen Neanderthal melalui pembiakan dengan Neanderthal selama migrasi panjang mereka keluar dari Afrika.

“Varian rs10774671 G yang umum saat ini baik di Afrika maupun Eropa "sebagai hasil dari warisan mereka dari populasi leluhur yang sama hingga manusia modern dan Neanderthal," tulis para peneliti dalam makalah mereka.

Varian seperti itu telah ada pada manusia modern pada urutan sekitar setengah juta tahun. Oleh karena itu, terpisah dengan varian yang berbeda daripada ketika mereka berasal dari aliran gen dari Neanderthal ke manusia modern yang terjadi sekitar 60 ribu tahun lalu.

FOLLOW US