• News

Amnesti Internasional Minta Italia Tidak Diskriminan soal Vaksin

Yati Maulana | Senin, 17/01/2022 03:35 WIB
Amnesti Internasional Minta Italia Tidak Diskriminan soal Vaksin Seorang pria menerima dosis vaksin Moderna terhadap penyakit coronavirus (COVID-19), pada hari pemerintah diharapkan untuk menyetujui aturan baru untuk sekolah dan vaksinasi COVID-19 untuk pekerja, di Music Auditorium di Roma, Italia, pada 5 Januari 2022. (Foto: REUTERS/Guglielmo Mangiapane)

JAKARTA - Kelompok hak asasi manusia Amnesty International mendesak Italia untuk mengubah pembatasan ketat anti-Covid untuk menghindari diskriminasi terhadap orang yang tidak divaksinasi.

Dalam dekrit baru-baru ini, pemerintah Mario Draghi mewajibkan vaksinasi untuk semua orang yang berusia di atas 50 tahun dan untuk penggunaan transportasi umum dan berbagai layanan lainnya. Italia menjadi salah satu dari sedikit negara yang mengambil langkah serupa, dalam upaya mengurangi tekanan pada layanan kesehatan Italia, dan mengurangi korban jiwa.

Amnesty International meminta penyediaan langkah-langkah alternatif, termasuk penggunaan masker dan tes Covid-19, untuk memungkinkan populasi yang tidak divaksinasi untuk terus bekerja dan menggunakan transportasi umum "tanpa diskriminasi", kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Sabtu, 15 Januari 2022, seperti dikutip Reuters.

Berdasarkan aturan saat ini, yang akan berlangsung hingga 15 Juni, mengenakan masker dan hasil tes Covid-19 negatif tidak cukup untuk mengakses transportasi umum atau, bagi orang yang berusia di atas 50 tahun, ke tempat kerja mereka.

Amnesty International Italia, bagian lokal dari kelompok hak asasi manusia, mengatakan bahwa vaksinasi wajib dapat dibenarkan tetapi perlu dibatasi dalam waktu dan "sebanding" dengan tujuan yang sah dari perlindungan kesehatan masyarakat.

“Pemerintah harus terus memastikan bahwa seluruh penduduk dapat menikmati hak-hak fundamentalnya, seperti hak atas pendidikan, pekerjaan, dan perawatan medial, khususnya bagi pasien non-Covid yang membutuhkan operasi mendesak,” katanya.

FOLLOW US