• News

Ini Alasan WHO Minta Negara Tak Melakukan Larangan Perjalanan

Asrul | Rabu, 01/12/2021 06:17 WIB
Ini Alasan WHO Minta Negara Tak Melakukan Larangan Perjalanan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus

Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan negara-negara pada hari Selasa (30/11) untuk tidak memberlakukan larangan perjalanan menyeluruh atas varian baru COVID-19 Omicron yang baru.

Hal itu disampaikan ketika pemerintah dan ilmuwan mencoba mencari tahu seberapa besar perlindungan yang ditawarkan vaksin saat ini terhadap jenis virus tersebut.

WHO mengatakan, larangan bepergian tidak akan menghentikan penyebaran varian baru tetapi akan menempatkan "beban berat" pada kehidupan dan mata pencaharian.

Ini menyarankan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah seperti penyaringan atau karantina penumpang internasional jika bukti membenarkannya.

Namun, orang yang tidak sehat atau berisiko lebih tinggi terkena COVID-19 parah, termasuk mereka yang berusia 60 tahun atau lebih, harus menunda perjalanan, kata WHO dalam sebuah pernyataan.

Sekretaris Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dia memahami kekhawatiran tentang Omicron.

"Saya sama-sama prihatin bahwa beberapa negara anggota memperkenalkan langkah-langkah tumpul dan menyeluruh yang tidak berdasarkan bukti atau efektif, dan yang hanya akan memperburuk ketidakadilan," ujarnya.

Direktur eksekutif Badan Obat Eropa (EMA) Emer Cooke mengatakan kepada Parlemen Eropa bahwa vaksin yang ada akan terus memberikan perlindungan.

Andrea Ammon, ketua Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC), mengatakan kasus Omicron sejauh ini dikonfirmasi di 10 negara Uni Eropa ringan atau tanpa gejala, meskipun pada kelompok usia yang lebih muda.

Berita kemunculan Omicron menghapus sekitar US$2 triliun dari saham global pada hari Jumat, setelah diidentifikasi di Afrika selatan dan diumumkan pada 25 November.

"Tidak ada dunia, saya pikir, di mana (keefektifan) berada pada tingkat yang sama ... yang kami miliki dengan Delta," kata CEO Moderna Stephane Bancel kepada Financial Times.

"Saya pikir itu akan menjadi penurunan material. Saya tidak tahu berapa banyak karena kita perlu menunggu datanya. Tetapi semua ilmuwan yang saya ajak bicara ... seperti, `ini tidak akan terjadi. bagus`."

Reuters tidak dapat menghubungi Moderna untuk memberikan komentar.

University of Oxford mengatakan tidak ada bukti, vaksin saat ini tidak akan mencegah penyakit parah dari Omicron, tetapi vaksin itu siap untuk dengan cepat memperbarui suntikannya, yang dikembangkan dengan AstraZeneca, jika perlu. (Reuters)

FOLLOW US