• Gaya Hidup

Hasto Sebut Ada Alasan Ilmiah Dibalik Dua Anak Lebih Sehat

Asrul | Sabtu, 06/11/2021 14:02 WIB
Hasto Sebut Ada Alasan Ilmiah Dibalik Dua Anak Lebih Sehat Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo pada Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Kemitraan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) Tahun 2021 di Istana Presiden, Jakarta, Kamis 28 Januari 2020. (Foto: Humas BKKBN)

Katakini.com - Kepala Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo menyebut ada alasan ilmiah di balik  dua anak lebih sehat.

Menurut Hasto, slogan terdahulu yaitu dua anak cukup bersifat sangat subjektif karena rasa cukup tergantung setiap orang. Begitu juga slogan dua anak lebih baik dinilai kurang tepat karena setiap orang punya penilaian masing-masing.

"Kalian Kalau kampanye dua anak cukup dibantah sama orang, saya tidak cukup karena cukup itu subjektif. Kalau dua anak lebih baik juga dibantah orang, saya tidak lebih baik," ujar Hasto baru-baru saat melauching hasil Pendataan Keluarga Tahun 2021 (PK21).

Hasto menjelaskan, hampir semua penelitian di dunia menyebutka bahwa mayoritas kematina ibu dan kematian bayi disebabkan karena kehamilan multiparitas, atau grandemultiparitas.

"Oleh karena itu, dari hasil penetian menyepakati bahwa dua anak lebih sehat. Sementara lebih dari dua anak bisa menyebabkan kematin ibu dan bayi sangat tinggi," ujar Hasto.

Sebagai informasi, hasil PK21, yang diluncurkan BKKBN pada Kamis 4 Novermber 2021, berhasil mendata 68,478.139 kelaurga atau naik 102 persen dari target 66.828.571 keluarga.

Dari jumlah keluarga tersebut, terdata sebanyak 39.655,811 pasangan usia subur (PUS). Selama pendataan yang berlansung pada 1 April-6 Juni 2021 tercatat 1.452.854 sedang hamil.

Lebih rinci, sebanyak 3,4 persen hamil telalu muda atau kurang dari 20 tahun, 16,8 persen hamil terlalu tua atau di atas 35 tahun, 9,58 persen hamil terlalu sering, dan sebanyak 9,27 persen hamil terlalu dekat.

"Hamil terlalu muda dan tua itu risikonya sama, stunting, kelainan kongenital, kematian ibu, dan kematian bayi. Kami minta kepada daerah agar jangan hamil kurang dari 20 tahun dan terlalu tua 35 tahun. Kecuali yang belum punya anak, tapi usianya sudah 35 tahun kita maklumi," ujarnya.