• News

Kim Jong-un Kibarkan Tanda Perdamaian Terhadap Korea Selatan

Ariyan Rastya | Jum'at, 01/10/2021 06:05 WIB
Kim Jong-un Kibarkan Tanda Perdamaian Terhadap Korea Selatan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berbicara pada sesi hari kedua pertemuan SPA yang diadakan pada hari Rabu, dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea pada hari Kamis. Foto: The Korea Herald

PYONGYANG - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengibarkan tanda damai ke Korea Selatan dengan mengatakan bersedia untuk membuka kembali hotline antar Korea yang terputus pada bulan Oktober.

Hal itu disampaikan pada hari kedua pertemuan parlemen Majelis Rakyat Tertinggi Rabu 29/09/2021. Kim menyatakan kesediaannya untuk memulihkan hubungan mulai awal Oktober melalui jalur komunikasi yang ditutup karena gangguan dalam hubungan antar Korea.

Sebelumnya Korea Utara berhenti menggunakan hotline pada awal Agustus sebagai protes atas latihan militer bersama antara Korea Selatan dan AS.

“Kami tidak memiliki tujuan atau alasan untuk memprovokasi Korea Selatan dan tidak ada ide untuk menyakitinya dan Korea Selatan perlu segera menyingkirkan delusi, kesadaran krisis dan kesadaran untuk dirugikan bahwa hal itu harus mencegah provokasi Korea Utara,” kata Kim.

Selama pertemuan Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan di sore hari, anggota dewan membahas pidato terbaru Kim dan menegaskan kembali bahwa hotline perlu dipulihkan secepat mungkin.

Sikap Kim yang agak mendamaikan muncul saat Korea Utara meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.

Diansir dari The Korea Herald, Korut menembakkan rudal jelajah awal bulan ini, diikuti oleh dua rudal balistik jarak pendek pada 15 September, yang bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang Korut mengembangkan atau menguji senjata nuklir atau rudal balistik.

Sehubungan dengan peluncuran rudal baru-baru ini, Sung Kim seorang Duta Besar Amerika kelahiran Korea Selatan ini menyatakan “keprihatinan yang mendalam” dan mengutuk tindakan tersebut sebagai pelanggaran terhadap beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB dan sebagai ancaman bagi tetangga Utara dan masyarakat internasional.

FOLLOW US